Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bilang Museum di Yogya Tidak Menarik?

Kompas.com - 23/04/2009, 11:19 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di Indonesia wisata museum kurang populer. Namun, di Yogyakarta keberadaan museum mulai dilirik, terutama oleh para pelajar yang berlibur ke kota gudeg itu. Keberadaan museum di provinsi itu kini mulai menjadi alternatif tujuan kunjungan bagi wisatawan.
    
Humas Badan Musyawarah Museum DIY Bambang Widodo di Yogyakarta, Kamis (23/4), mengatakan, hanya saja dari 28 museum di DIY, belum semuanya menjadi tujuan kunjungan wisatawan terutama pelajar.
    
Hanya museum yang namanya sudah dikenal yang menjadi tujuan wisatawan. Misalnya museum Monumen Jogja Kembali (Monjali), museum negeri Sonobudyo dan museum Sri Sultan HB IX yang terletak di dalam keraton Yogyakarta serta museum Beteng Vredeburg.
      
"Kunjungan wisatawan ke museum tersebut cukup menggembirakan, meskipun belum semua museum di DIY menjadi tujuan kunjungan wisatawan. Namun demikian, jika makin banyak museum di daerah ini yang dikunjungi wisatawan akan mengindikasikan bahwa museum juga bisa berfungsi menjadi objek wisata," katanya.
      
Ia mengatakan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke museum, khususnya dari kalangan pelajar, pihaknya pernah menyarankan perlunya dibuat peraturan daerah (perda) tentang kewajiban mengunjungi museum bagi kalangan siswa sekolah. "Perda itu  sebagai upaya mengoptimalkan fungsi museum di daerah," kata Bambang Widodo.
     
Menurut dia, jika perda tersebut sudah ada maka pihak sekolah bisa mewajibkan siswanya untuk mengunjungi museum sebagai bagian dari pembelajaran karena museum memiliki multifungsi sebagai objek pendidikan, objek wisata, dan rekreasi.
    
Untuk itu,  Dinas Pendidikan setempat perlu memberi dorongan agar pemkab/pemkot di DIY segera membuat perda wajib kunjung museum.
   
Mengenal sejarah bangsa

Ia mengatakan bahwa peran museum sangat strategis untuk  membantu generasi muda, khususnya siswa sekolah agar bisa  mempelajari sejarah maupun asal muasal bangsa dan perjuangannya.
     
Dengan demikian, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang bangsanya melalui teori dalam pelajaran di sekolah. Tapi juga bisa melihat langsung benda peninggalan sejarah yang menjadi koleksi museum, sehingga siswa bisa mengapresiasikannya.
      
"Museum menjadi bagian dari wisata pendidikan sehingga perlu promosi gencar mengenai keberadaan dan potensi museum di DIY yang banyak ragamnya," kata Bambang Widodo.
     
Sementara itu, Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih mengatakan DIY memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata pendidikan sehingga kegiatan studi wisata pelajar yang sudah  seperti keharusan dari program sekolah, dapat diarahkan untuk mengunjungi  daerah ini.
     
"Provinsi DIY, setiap musim libur sekolah seperti sekarang ini ’dibanjiri’ ratusan ribu pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka tertarik berkunjung ke daerah ini karena pertimbangan potensi objek wisata pendidikan yang dimiliki cukup besar," katanya.
      
Menurut dia, DIY memiliki banyak perguruan tinggi terkenal  dan dikenal sebagai daerah tujuan pendidikan. Misalnya Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) maupun Institut Seni Indonesia (ISI) bisa menjadi objek wisata menarik untuk dikunjungi siswa sekolah.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com