Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdebatan Hilang dalam Debat Capres

Kompas.com - 20/06/2009, 01:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Debat Capres kemarin dinilai tidak mempunyai esensi dari perdebatan yang ingin menguji perbedaan satu pasangan dengan pasangan lain tentang isu tertentu sehingga publik memiliki alasan memilih pasangan tertentu. "Kemarin hanya menyampaikan visi misi dan itu sudah berulang-ulang dikemukakan di berbagai forum dan pamflet," ucap pengamat politik Yudi Latif di Jakarta, Jumat (19/6).

Yudi mengatakan, ada beberapa syarat dalam perdebatan yang baik yaitu harus ada proposisi yang jelas mengenai isu spesifik sehingga bisa memancing adu argumentasi.

Selain itu, dalam perdebatan harus ada konfrontasi sehingga setiap kandidat harus punya kesiapan adu argumen."Kalau tidak ada konfrontasi apalagi saling mendukung esensi perdebatan hilang," ucapnya.

Dalam perdebatan, lanjutnya, seorang moderator harus punya pemikiran yang baik tentang isu-isu tertentu yang dikemukakan dalam suatu pertanyaan."Moderator harus melemparkan isu spesifik dan ditanggapi masing-masing kandidat. Sehingga publik tahu posisi si A tentang isu tertentu," katanya.

Selain kesalahan pada moderator, lanjut Yudi, juga terletak pada KPU yang mengambil jalan aman supaya tidak ada upaya mempermalukan calon tertentu."Kenapa panelis ditiadakan dan malah memilih moderator yang fungsinya hanya sekedar mengalokasikan waktu," tegasnya.

Selain itu, tim sukses juga berperan karena itu merupakan kesepakan dari tim sukses yang mencari jalan aman. Menurutnya, dengan berdebat bukan hanya menguntungkan pemilih supaya tidak pilih kucing dalam karung, tetapi penting juga untuk kandidat.

"Jika diasah terus dalam perdebatan, nanti ketika terpilih ada kejelasan pemahaman terhadap satu hal, bagaimana kritik dari perspektif lain sehingga dalam mengambil kebijakan clear ," ungkapnya. Untuk itu, ungkap Yudi, debat berikutnya harus diperbaiki khususnya moderator.

Selain itu, perdebatan harus dibiarkan tetap tajam serta jangan mengikuti jam tayang media."Biarkan media mengambil bagian dari perdebatan yang menurut mereka layak untuk disiarkan," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com