Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega Ngotot soal Revisi UU Tenaga Kerja

Kompas.com - 25/06/2009, 21:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menanggapi Undang-Undang Ketenagakerjaan, calon presiden dari PDI-P, Megawati Soekarnoputri, bersikukuh untuk segera dilakukan revisi demi rasa keadilan bagi para pekerja dan buruh. 

"Harus segera revisi, tidak boleh tidak, karena banyak sekali permintaan dari buruh. Saat saya menjabat sebagai presiden, saya melihat kekurangan-kekurangan dalam RUU ketenagakerjaan. Yang membuat UU kan DPR dan pemerintah. Dalam menangani masalah-masalah seperti outsorcing, kontrak lepas harus diperbaiki. Pernah dulu dilakukan dengan cara tripartit, saluran pembicaraan yang dimediasi oleh pemerintah. Namun, cara yang dilakukan pemerintahan sekarang tidak seefektif yang sebelumnya," ujar Megawati dalam acara Debat Capres Putaran II di Stasiun Metro TV, Kamis (25/6).

Adapun capres SBY menilai revisi tak perlu tergesa-gesa karena mediasi yang dilakukan tripartit saat ini sudah berjalan efektif di beberapa daerah, seperti di Batam. Sementara itu, Jusuf Kalla sepaham dengan Megawati. 

Capres Partai Golkar ini menilai, UU Ketenagakerjaan adalah hal yang tak mudah direvisi karena tidak disukai oleh pengusaha, dan tidak disetujui oleh para pekerja atau buruh.

Dalam pandangan JK, persoalan utama para pengusaha tidak sepakat dengan uang pesangon. Sementara bagi para pekerja tidak setuju dengan adanya tenaga kontrak. Namun begitu, masalah ketenagakerjaan dapat diselesaikan antara pengusaha dan pekerja dulu. Namun, jika tak juga sepakat, kedua pihak ini lalu dapat membahasnya dengan pemerintah. "Yang pasti, nasib buruh harus terjamin, demikian pula kesejahteraannya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya

Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya

Whats New
Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola

Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola

Whats New
Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

Whats New
Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com