Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sejarah Yogya-Solo dengan Prameks

Kompas.com - 09/07/2009, 12:12 WIB

KOMPAS.com — Kereta Rel Diesel (KRD) Prambanan Ekspres (Prameks) perlahan masuk Stasiun Tugu. Dari sini, kereta api ini melanjutkan perjalanan hingga Stasiun Solo Balapan. Dengan kecepatan rata-rata sekitar 100 km/jam, kereta komuter ini jadi kebanggaan warga kedua kota yang bersebelahan ini. Dengan tiket Rp 7.000, perjalanan Yogya-Solo (dan sebaliknya), yang jika ditempuh dengan kendaraan roda empat menghabiskan waktu sekitar 2 jam, hanya perlu sekitar 45 menit.

Duduk di ruang masinis membuat pemandangan lebih luas. Meninggalkan Stasiun Tugu, tak lama kereta masuk ke Stasiun Lempuyangan. Stasiun tua yang dari sisi ukuran terbilang kecil ini kini sudah dibenahi. Usia stasiun ini sedikit lebih tua dari Stasiun Tugu. Stasiun Lempuyangan diresmikan 2 Maret 1872 dan menjadi awal keberadaan kereta api di Yogyakarta. Sekitar 14 tahun kemudian, barulah Stasiun Tugu hadir.

Kereta api Prameks beroperasi sepuluh kali pergi-pulang dan berhenti di stasiun-stasiun berikut: Stasiun Wates, Lempuyangan, Klaten, Purwosari, Solo Balapan, dan Solo Jebres. Semula KA Prameks Solo-Yogya PP (sudah ada sejak 1994) menggunakan KA Senja Utama Solo. Kereta api ini hanya beroperasi dua kali sehari.

Lama-kelamaan, warga merasa sangat memerlukan kereta komuter ini dengan jadwal yang lebih banyak. Akhirnya, menggunakan kereta rel diesel, kereta komuter ini memenuhi jadwal lima kali PP setiap hari. Rangkaian sepuh itu akhirnya harus diganti dengan rangkaian yang lebih baru, maka pada 2006 rangkaian Prameks diperbarui dengan menggunakan kereta rel diesel eletrik (KRDE). Jadwal keberangkatan pun menjadi tujuh kali PP dan kemudian 10 kali PP. Itu belum jadwal ke jurusan lain di luar Solo, seperti ke Kutoarjo.

Dari salah satu blog penggemar kereta kuno, disebutkan, kereta komuter Solo-Yogyakarta PP sebetulnya sudah ada sejak tahun 1960-an hingga 1970-an. Kereta itu bernama Kuda Putih. Kondisinya seperti si Bon Bon, yang sudah dikonservasi dan dipamerkan di Stasiun Tanjungpriok, sebelum tersentuh “paramedik.”

Kembali ke Prameks di masa kini, perjalanan Stasiun Tugu-Solo Balapan menawarkan pemandangan yang berbeda dengan pemandangan di jalur KRL Bogor-Jakarta. Pegunungan, hamparan sawah, menganga di depan mata. Ijo royo royo. Sepanjang jalur kereta ini pun kondisinya relatif bersih, enak dipandang. Kereta ini melewati beberapa stasiun, baik stasiun baru, maupun lama. Dengan kereta api inilah, rencana wisata sejarah Yogyakarta kerja sama antara PT KA dan PT Taman Wisata Candi, digelar mulai September mendatang.

Jika kini kereta ini tak berhenti di Stasiun Brambanan, maka begitu wisata sejarah dimulai, kereta ini akan kembali berhenti di stasiun tua yang hancur akibat gempa 2006. Stasiun ini kini sudah dibangun kembali, tetapi belum beroperasi. Dari sini, calon pengunjung Candi Prambanan akan diangkut bus menuju lokasi.

Selain pemandangan pegunungan, sawah, Candi Boko, dekat Candi Prambanan, penumpang juga bisa menyaksikan bagaimana perkebunan tembakau di Srowot, Klaten, ditutup dengan semacam kain putih sebagai pengaman. Barangkali yang nantinya harus dipikirkan adalah pemandu dwibahasa. Pemandu ini harus bisa menjelaskan kepada penumpang, yang memang tujuannya berwisata, tentang kisah apa saja yang ada di sepanjang jalur yang dilewati.

Tentu, itu termasuk menceritakan kisah stasiun yang dilalui dan sejarah serta kekayaan kawasan yang dilewati, seperti misalnya, Manajer Operasi Daerah Operasi VI Yogyakarta Sutrisno, yang bisa menceritakan, tembakau dari Srowot selama ini melanglang buana hingga ke Eropa dan Amerika, tetapi tak mampir ke perusahaan rokok di Indonesia. Tak terasa, stasiun tujuan, Solo Balapan, sudah di depan mata. Perjalanan pendek ini harus diakhiri di stasiun yang dibangun oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij pada 1873, tertua setelah Stasiun Semarang, Tawang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com