Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Wirausaha Tidak Perlu Terlalu Banyak Teori

Kompas.com - 23/07/2009, 19:32 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Kewirausahaan tidaklah melulu menyangkut bisnis dan keuntungan. Secara lebih luas, kewirausahaan itu juga mencakup karakter dan pola berpikir. Karakter unggul ini idealnya ada di setiap diri manusia.

Demikian salah satu pokok pikiran yang muncul di dalam pelaksanaan hari kedua Indonesian Conference on Innovation, Entrepreneurship, and Small Business (ICIES) ke-I di Hotel Grand Preanger, Kamis (23/7). Dalam acara ini, pada sesi di siang hari, Wakil Pr esiden Jusuf Kalla turut hadir.

Dalam pidatonya, Jusuf Kalla mengatakan, kewirausahaan adalah sesuatu untuk dilakukan dan diterapkan. Bukan untuk dipelajari semata. "Hendaknya itu dimulai dengan cara yang sederhana. Jangan terlalu berat-berat, kebanyakan teorinya. Nanti malah mahasiswa yang mau mempraktikkannya bingung," ujarnya.

"Makanya, tidak usah terlalu banyak seminar," ujarnya sambil disambut tawa spontan dari para peserta konferensi yang hadir di ruangan. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Dada Rosada, serta Rektor Institut Teknologi Bandung Djoko Santoso yang hadir dalam acara ini juga ikut tertawa.

Menurut Kala, salah satu karakter terpenting yang bisa diadopsi masyarakat dari wirausahawan adalah keberanian di dalam mengambil keputusan dan resiko. "Seperti belajar renang. Kalau kita takut-takut, mesti tidak akan bisa. Tetapi, kalau sudah nyemplung langsung, dengan sendirinya bisa," ujarnya memberi analogi.

Ia berharap, mental wirausaha yang diadopsi warga ini pada akhirnya dapat membentuk kemandirian bangsa. "Mudah-mudahan, ini bisa menjadi spirit (semangat) pendorong kita dari dalam," ucap calon presiden ini.

Di dalam acara sama namun jam berbeda, Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mengatakan, kewirausahaan menyangkut kultur. Ia menyebutkan sepuluh hal yang menjadi kebiasaan atau kultur khas dari wirausaha yang maju.

"Salah satu yang terpenting, yaitu berani melawan arus. Waktu dulu mendirikan TV7 (sekarang Trans7), kami sempat kebingungan apakah akan mengambil (relai) berita CNN atau tidak. Sebab, CNN jelas punya nama dan ratingnya tinggi. Namun, di akhir keputusan, kami memilih pakai Al-Jazeera. Malahan, oleh mereka dibilang gratis dan rating TV7 sempat naik di urutan ke-3," ucapnya memberi contoh.

Kebiasaan dan karakter penting lainnya adalah kemauan mengambil langkah-bukan sekadar berbicara, kemampuan untuk memperluas perkawanan dan jejaring sosial, tidak lekas puas dan pekerja keras. "Pada umumnya, mereka bekerja hingga 18 jam sehari. Ketika orang tidur terlelap, mereka masih tetap bekerja," ucap Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas ini.

Gerald Lidstone, Director Institute for Creative Cultural Entreprenuership (ICCE) Inggris membenarkan, yang namanya wirausaha itu tidak melulu menyangkut soal bisnis. Melainkan, juga pola pikir kreatif, inovatif, dan kemampuan memecahkan masalah. Paham ini jika dimiliki setiap profesi akan menghasilkan output yang baik.

Wirausahawan merusak bumi

Amat bahaya apabila kewirausahaan hanya diarahkan pada kepentingan bisnis dan keuntungan. Pengusaha bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi selama ini. "Selama ratusan tahun mereka bebas mengeksploitasi alam tanpa berpikir menyisakannya untuk anak cucu," ujar Howard Frederick, pakar inovasi dan kewirausahaan dari Unitec Institute of Technology, Selandia Baru.

Inilah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya paham socialpreneur dan ecopreneur. Dalam sepuluh tahun ke depan, ia percaya ecopreneur akan menjadi tren baru di dunia. "Di Inggris, jumlah sosial-entrepreneur, termasuk di dalamnya ecopreneur mencapai 12 persen, melampaui wirausaha bisnis yang 9 persen," tuturnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com