Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buchori, dari Sopir Taksi Jadi Juragan Roti

Kompas.com - 28/07/2009, 14:07 WIB

KOMPAS.com — Sempat mengecap pengalaman menjadi sopir taksi, dan gonta-ganti aneka macam usaha sampai bangkrut, kini Buchori (40) sukses menjadi juragan roti. Sekarang, ia mempunyai enam outlet roti Aflah. Namun, itu tidak dicapainya dengan kerja sistem instan.

Enam outlet-nya, dua berada di Yogyakarta dan Purworejo, serta satu outlet tersebar di Purwodadi, dan Kutoarjo. Untuk oulet di Yogyakarta, berada di Jalan Nyi Ahmad Dahlan dan di rumahnya, Dusun Sorobayan, Kecamatan Sanden, Bantul.

Karena tuntutan pemenuhan ekonomi keluarga, sejak duduk di bangku SMA, Buchori selalu nyambi kerja. Dari usaha sablon, berjualan pakaian, stiker, hingga pernak-pernik. Selama kuliah di Jurusan Dakwah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, ia berkelana sebagai sopir taksi di Yogyakarta. Dengan penghasilan yang tidak tentu, Buchori nekat menikah.

Terlalu capek nyopir, di kampus sebagai aktivis, dan berkecimpung di beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), Buchori menjadi malas kuliah. Alasannya, kuliah kebanyakan mengajarkan teori bukan praktik. Alhasil ia cabut, meski sebenarnya tinggal mendaftar wisuda. "Saya masih heran, kok dulu bisa masuk Fakultas Dakwah, ya?" ujarnya.

Bersama istri, ia lantas pindah ke Pemalang, Jawa Tengah, dan membuka beberapa usaha. Mulai dari keripik aneka rupa, hingga roti. Semuanya tak bisa dibilang sukses. Namun, yang paling monumental adalah apa yang dilakukan dengan sisa tabungannya.

"Uang tinggal Rp 40 juta, tahun 2003 saya nekat pergi haji sendiri, dengan pesan ke istri bahwa suatu saat saya janji memberangkatkan dia untuk haji juga. Ketika pulang, uang tabungan tinggal Rp 4 juta. Banyak orang bilang saya sudah gila," katanya.

Namun, yang dipercayai adalah dorongan naik haji amat kuat. Seperti ada suara Tuhan bahwa dengan berhaji, hatinya tenang dan semua usaha akan dimudahkan. Pilihan usaha kini jatuh ke pembuatan roti. Buchori mengontrak rumah di Sorobayan.

Langkah pertamanya sebagai strategi berjualan adalah mendatangi teman-teman kuliah, aktivis, dan saat di LSM. Kartu nama pun disebar. "Karena belum mempunyai motor, untuk wira-wiri ya memakai angkutan umum. Kalau dekat naik sepeda," papar dia.

Aflah, nama roti usahanya itu, mengkhususkan diri membuat roti-roti seperti mandarin, lapis legit, dan roll cake yang dikemas dalam kotak kardus. "Saya bukan menjual roti yang dikemas satu-satu. Kalau seperti itu, untungnya kecil dan menjualnya lama. Jika jualannya roti kardusan, lebih menguntungkan," kata Buchori, bapak dua anak ini. Dalam sehari, produksi Aflah sekitar 1.000 dus.

Menariknya lagi, Buchori mengaku tak pandai membuat roti. "Lha semua akhirnya saya serahkan kepada karyawan. Mereka yang sekarang membuat roti. Saya tinggal memantau dan memikirkan kira-kira masyarakat akan suka roti apa, dan menyampaikannya ke mereka. Karyawan saya malah lebih lihai membuat roti, ha-ha-ha," ujarnya. (Lukas Adi Prasetya)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com