Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Orang Anak Bangsa Peroleh PAB 2009

Kompas.com - 13/08/2009, 17:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lima orang anak bangsa berprestasi dengan pemikiran dan kreativitas yang brilian pada bidang sosial, sains, budaya, teknologi, dan kedokteran, memperoleh Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2009. Jika tahun ini peraih penghargaan masing-masing memperoleh trofi dan uang Rp 150 juta, maka ke depan nilai penghargaan akan ditingkatkan terus. PAB setidak-tidaknya semacam nobel versi Indonesia.

Luthfi Assyaukanie, Anggota Dewan Juri untuk PAB 2009, mengatakan hal itu kepada pers, Kamis (13/8) di Freedom Institute, Menteng, Jakarta. Tahun 2009 adalah Penghargaan Achmad Bakrie yang ke-7. Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-64 RI, Freedom Institute, didukung oleh Bakrie untuk Negeri, memberikan penghargaan kepada lima anak bangsa berprestasi. "Mereka adalah Sajogyo, Danarto, Agustinus Soemantri Hardjojuwono, Pantur Silaban, dan Warsito P Taruno," katanya.

Luthfi menjelaskan, Sajogyo (83) yang memperoleh PAB bidang sosial, dinilai memberikan kontribusi besar dalam menjelaskan garis kemiskinan, kemiskinan relatif, kemiskinan absolut, indeks ukur kemiskinan, elastisitas kemiskinan, dan berbagai ukuran distribusi. "Ia menguji konsep-konsep itu langsung dalam studi-studi di lapangan. Tulisan-tulisan mantan Rektor IPB 1965-1966 ini merupakan sumbangan penting bagi ilmu sosial maupun perumusan kebijakan di Indonesia," paparnya.

Sedangkan Danarto (68), yang lebih dikenal sebagai sastrawan, yang mendapat PAB bidang kesusastraan, telah memperluas pengertian realisme dalam sastra Indonesia. Jika realisme adalah potret dunia nyata sehari-hari, yang mengandung hukum sosial yang mendukung perubahan ke arah masyarakat yang lebih baik, maka Danarto, dengan berbagai cerita pendeknya, menunjukkan warisan masa lalu yang senantiasa memiuhkan atau mengganggu hukum sosial itu. "Realisme di tangan Danarto, selalu mengandung unsur fantastik, sesuatu yang tidak tertangkap oleh nalar dan ilmu," ungkap Luthfi.

Agustinus Soemantri Hardjojuwono (73) meraih PAB bidang kedokteran, merintis terobosan medis di tiga bidang; pencangkokan sumsum tulang belakang, pencangkokan sel punca, dan kepeloporan dalam pemahaman tentang zat besi bagi anak. Soemantri sedang merintis cangkok hati. "Pada dirinya, kita menemukan dua karakter yang saling berkelindan: seorang peneliti yang tak henti memajukan batas-batas ilmu dan seorang ilmuwan yang mengabdi tanpa letih bagi kepentingan sosial yang lebih luas," kata anggota dewan juri PAB 2009 itu.

PAB bidang sains diraih Pantur Silaban (72). Menurut Luthfi, Pantur Silaban merupakan orang Indonesia pertama yang mempelajari secara formal Relativitas Umum di Universitas Syracuse sebagai mahasiswa program doktoral tahun 1967. Ia bekerja pada ranah yang amat fundamental dalam fisika.

Selain itu, selama empat dasawarsa pergumulannya dengan bidang yang sangat sulit dan jarang diminiati ini, Pantur Silaban merintis pengembangan metode-metode matematika dalam melacak konsep simetri dalam fisika. "Salah satu hasilnya adalah kemampuannya menjembatani fisika klasik yang serba deterministik dengan teori medan kuantum, yang serba statistik dan diliputi ketidakpastian," jelasnya.

Untuk bidang teknologi, peraih PAB 2009 adalah Warsito P Taruno (42). Ia penemu dan pemilik hak paten electrical capacitance volume tomography (ECVT), suatu teknologi tomografi volumetric berdimensi empat (tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu). "Temuannya sudah digunakan oleh Lembaga Antariksa AS (NASA). Temuan tersebut diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi berbagai bidang, termasuk nanoteknologi," tandas Luthfi.

Chief Synergi Officer VIVA, Anindra Ardiansyah Bakrie, menambahkan, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap PAB 2009, dengan menyiarkan secara langsung PAB di ANTV dan vivanews.com, serta melakukan wawancara khusus dengan para pemenang, Jumat (14/8) pukul 20.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com