Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbuka, Peluang Ekspor Batik ke Jepang

Kompas.com - 29/08/2009, 10:27 WIB

CIREBON, KOMPAS.com - Peluang pemasaran industri batik di luar negeri kini masih terbuka lebar, dengan syarat pengusaha bisa menjaga kualitas dan seni batik tulis yang mengikuti kemauan konsumen, kata perajin batik Cirebon.

"Pangsa pasar batik di luar negeri, seperti Jepang masih terbuka, asal kita bisa menjaga komitmen dengan konsumen," kata perajin batik Masnedi Masina kepada wartawan di Cirebon, Sabtu (29/8).
    
Masnedi, yang juta Sekretaris Koperasi Batik Trusmi Cirebon itu, menjelaskan ia sudah lama menjalin hubungan dengan konsumen di Jepang dalam memasarkan batik tulis khas Cirebon.

Menurut dia, konsumen Jepang tersebut sangat menghargai karya seni batik dan setiap tahun terus memesan sekitar 30 batik dengan harga di atas Rp 2 juta. "Orang jepang tersebut menanyakan kepada saya, berapa batik yang bisa dihasilkan setiap tahun? Saya jawab, tidak bisa ditarget karena membatik memiliki unsur seni," katanya.

Mendengar jawaban tersebut, konsumen Jepang itu menyampaikan kepuasannya, tambah Masnedi. Ia mengatakan peluang pasar batik di negeri Sakura tersebut masih terbuka luas.

Dalam perkembangannya, konsumen Jepang membawa foto yang harus diterakan dalam pembuatan batik. "Kalau sudah begitu kami tinggal memenuhi permintaan saja," katanya.

Ia mengatakan hingga kini ada enam pelanggan di Jepang yang setiap tahun memesan batik tulis Cirebon. "Kuncinya ialah melayani pelanggan luar negeri tersebut harus tepat waktu. Misal, mereka pesan 15 potong dalam enam bulan, jika hanya selesai 10 potong ia akan marah, jadi harus benar-benar selesai 15 potong," katanya.

Mengenai harga, konsumen Jepang sangat paham karena yang dibeli adalah karya seni batik, tambahnya pula. Karena itu, sekitar 95 persen batik tulis karya Masnedi dikirim ke Jepang. "Alhamdulillah, saya membatik sudah generasi ke tujuh dan kini delapan anak dan mantu sudah mewarisi cara-cara membatik yang berkualitas dan terus dikirim ke Jepang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com