Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Buru Pinjaman Rp 5 Triliun

Kompas.com - 31/08/2009, 07:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sedang memburu dana segar. Produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia itu sedang menjajaki pinjaman perbankan senilai 500 juta dollar AS atau Rp 5 triliun (kurs Rp 10.000 per dollar Amerika Serikat).

Manajemen Adaro telah menyodorkan proposal pinjaman bertenor lima tahun itu kepada 10 hingga 15 bank asing dan domestik. Bank-bank tersebut antara lain Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Chinatrust Commercial Bank, DBS Bank, HSBC, ING Bank, Natixis, OCBC, dan Standard Chartered.

Menurut situs berita ifrasia.com edisi Jumat (28/8), ADRO sudah menyodorkan proposal utang. ADRO berharap bisa mendapatkan utang dengan bunga sebesar bunga London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR) plus 4 persen. ADRO menetapkan batas waktu bagi perbankan untuk merespons proposal pinjaman itu pada 7 September 2009.

Belum ada penjelasan dari manajemen ADRO mengenai rencana utang ini berikut penggunaannya. Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir dan Sekretaris Perusahaan ADRO Andre J Mamuaya tidak merespons panggilan dan pesan singkat dari Kontan, Minggu (30/8) kemarin.

Sementara Deputi Sekretaris Perusahaan ADRO Devindra Ratzarwin mengaku belum tahu rencana aksi korporasi itu.

Kepala Riset Financorpindo Nusa Edwin Sebayang menyatakan, utang itu kemungkinan untuk mendanai proyek pembangunan fasilitas pengangkut batu bara atau conveyor belt yang sempat tertunda. Penyelesaian conveyor belt ini sangat penting bagi ADRO untuk menghemat ongkos produksi. "Adaro selama ini kesulitan distribusi batu bara dari tambang menuju pelabuhan," katanya.

Selain itu, kata Edwin, Adaro kemungkinan akan memakai pinjaman itu untuk membeli tambang Maruwai milik BHP Billiton. Manajemen ADRO memang sempat melontarkan rencana penawaran tambang BHP Billiton.

Edwin menghitung, utang yang terbilang besar ini tak akan membebani Adaro. Sebab, saat ini rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) ADRO masih di bawah satu kali. "Sehingga masih aman bagi mereka untuk menambah utang," tuturnya.

Laba ADRO meroket

Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melesat. Per Juni 2009, ADRO berhasil meraup laba bersih Rp 2,25 triliun. Angka ini melompat 1.507 persen atau 16 kali lipat dari laba bersih setahun lalu. Pertumbuhan laba bersih ADRO didorong oleh pendapatan semester pertama 2009 yang naik 64 persen menjadi Rp 12,90 triliun.

Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulisnya mengatakan, penjualan ADRO naik lantaran harga jual batu bara lebih tinggi dari tahun lalu. "Hal itu dapat menutupi penurunan volume penjualan ADRO di paruh pertama 2009." Per Juni 2009, ADRO hanya mampu menjual batu bara sebanyak 17,8 juta ton, turun 11 persen dari setahun lalu. (Sandy Baskoro, Rizki Caturini/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Whats New
Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 April 2024

Spend Smart
Kementan Tetapkan HET Biaya Pupuk Subsidi Organik Rp 800 Per Kilogram

Kementan Tetapkan HET Biaya Pupuk Subsidi Organik Rp 800 Per Kilogram

Whats New
Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Whats New
Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com