Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Minta BPK Audit Investigasi Century

Kompas.com - 01/09/2009, 12:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat akan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit investigasi atas potensi kerugian negara atas pengucuran dana penyelamatan Bank Century yang dikeluarkan pemerintah. Dana yang mencapai Rp 6,7 triliun dinilai cukup besar sehingga harus dipastikan bahwa langkah penyelamatan itu tidak menimbulkan kerugian negara.

Ketua DPR Agung Laksono mengatakan, pimpinan DPR akan menerima laporan dari Komisi XI, Selasa (1/9) ini. Berbekal laporan tersebut, pimpinan DPR akan menyurati BPK untuk segera melakukan audit.

"Dengan audit investigatif, bisa diketahui secara obyektif unsur-unsur kerugian negara karena kita dengar ada potensi kerugian negara. Berapa besarnya, nanti secara obyektif akan diketahui. Hasil audit akan menjadi bahan bagi DPR untuk ditindaklanjuti," ujar Agung, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/9).

Sesuai UU, dikatakan Agung, Bank Indonesia menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan bank-bank pelaksana. "Kalau saja itu bisa dicegah jauh-jauh hari, bisa dihindarkan pemilik bank menguras kasirnya sendiri," ujar politisi Golkar ini.

Terkait rencana KPK yang akan menelusuri kasus ini, Agung menyambut baik. "Silakan saja kalau KPK juga mau menyelidiki," kata Agung.

Sementara itu, anggota Komisi XI (Keuangan dan Perbankan) Dradjad Wibowo mengingatkan, BPK harus melakukan audit itu secara independen. Auditor yang melakukan audit, menurut dia, juga harus orang-orang pilihan. "Auditornya jangan yang pernah mengaudit BI karena akan bias. Dan BPK jangan sampai menjadi penutup kasus karena hasil auditnya dikatakan tidak ada masalah, seperti pengalaman di masa lalu," kata Dradjad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com