Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Syamsuddin Noor dan Tjilik Riwut Tertutup Asap

Kompas.com - 02/09/2009, 04:13 WIB

Banjarbaru, Kompas- Kabut asap pekat dari kebakaran lahan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah mengganggu penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarbaru, dan Tjilik Riwut, Palangkaraya. Kabut asap menyebabkan keberangkatan beberapa pesawat tertunda hingga 2,5 jam karena jarak pandang pada landasan pacu hanya berkisar 200 meter

Airport Duta Manager Bandara Syamsuddin Noor Maherunusa di Banjarbaru, Selasa (1/9), mengatakan, pada Selasa pagi penerbangan tiga pesawat tertunda hingga 2,5 jam, yakni Garuda dan Lion dengan tujuan Jakarta serta Wings ke Surabaya. ”Aktivitas penerbangan di bandara mulai normal setelah pukul 08.55 setelah jarak pandang di atas 500 meter,” katanya.

Bandara Bersujud di Batulicin, Kabupaten Tanahbumbu, kemarin pagi juga tertutup asap.

Pemantauan dari udara menunjukkan, ratusan titik api yang menghasilkan asap terlihat jelas mulai dari pinggiran Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, dan Tapin. Sebagian asap itu dihasilkan dari kebakaran lahan.

Di Kalteng, jarak pandang pada pagi hari juga kurang dari 500 meter. Akibatnya, beberapa penerbangan terlambat 40 menit hingga satu jam karena menunggu jarak pandang membaik,” kata Kepala Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya Jamaluddin Hasibuan di Palangkaraya, Selasa.

Jadwal sekolah

Pekatnya kabut asap menyebabkan kualitas udara di Palangkaraya mencapai level terburuk, yakni masuk kategori berbahaya. Sehubungan dengan hal itu, Wakil Wali Kota Palangkaraya Maryono menyatakan bahwa sejak 11 Agustus, jadwal masuk sekolah telah diundurkan dari pukul 06.30 menjadi 07.30.

”Karena kualitas udara sudah dalam taraf berbahaya dan kabut asap sangat pekat pada pagi hari, mulai 1 September jadwal masuk sekolah kami undurkan lagi menjadi 08.30,” kata Maryono.

Jika seminggu ini kualitas udara tak membaik, Maryono mempertimbangkan untuk meliburkan sekolah agar tidak terkena dampak buruk kabut asap.

Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Hardy Rampay mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh kepala dinas kabupaten/kota untuk mencermati kondisi kabut asap. (ful/cas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com