Job Fair Mesti Didata Keefektifannya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Job fair atau bursa lowongan kerja yang difasilitasi pihak kampus dan menghadirkan sejumlah perusahaan, memang sering digelar. Namun demikian, kampus belum mempunyai gambaran detil keefektifan bursa tersebut. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, mulai tahun ini akan mulai mencari data sejauh mana keefektifannya.

"Kampus mestinya punya data berapa mahasiswanya yang diterima dalam setiap job fair yang difasilitasi kampus," ujar Mikael Sugiat, Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UAJY, di sela-sela Job Fair UAJY, di Gedung Bonaventura UAJY, Kamis (10/9).

Kampus, lanjut Sugiat, idealnya juga mempunyai pemetaan terhadap perusahaan peserta job fair dan apa saja karakteristiknya. Misalnya, perusahaan tertentu membutuhkan kualifikasi karyawan yang bagaimana. Pihak kampus pun perlu juga bertanya ke perusahaan misalnya apa kualifikasi yang sebenarnya paling pas.

Memang pada akhirnya men jadi cukup ribet. Namun ada baiknya dicoba dan didata secara tertulis. Sehingga kampus pun bisa mengevaluasi diri dan memberi bekal yang lebih pas bagi mahasiswa. "Kami juga coba lebih mengupayakan pendekatan ke perusahaan, agar mau menginformasikan jika a da alumni UAJY yang diterima," katanya.

Ika, Human Resources (HR) PT Orang Tua Grup, salah satu peserta Job Fair UAJY mengatakan, jika membuka perusahaan lowongan, pihaknya sering bekerja sama dengan kampus. Namun kebutuhan tenaga kerja tak semuanya didapat dari job fair di kampus.

Walau begitu, job fair juga penting, sebab kami bisa menyeleksi banyak orang dalam waktu singkat. Karenanya, kami juga butuh informasi dari kampus. Tenaga kerja yang kami ambil, sebagian kan didapat dari job fair seperti ini, ujar Ika.  

Tries Natalia Tangkeallo, mahasiswi lulusan Teknik Industri UAJY angkatan 2005 asal Sulawesi Selatan, berpendapat, job fair yang difasilitasi kampus, memang memudahkannya. Paling tidak ia bisa menghemat uang, karena tidak perlu langsung datan g ke lokasi perusahaan untuk menjalani tes.