Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Jembatan Selat Sunda Mending untuk Infrastruktur Pelabuhan

Kompas.com - 15/09/2009, 14:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Sumatera dan Jawa sangat fenomenal. Selain akan menjadi jembatan terpanjang di dunia juga nilai investasinya mencapai lebih dari Rp. 100 trilun. Tapi pembangunan ini dinilai akan mubazir karena tidak tepat sasaran. Lebih baik dananya untuk membangun infrastruktur pelabuhan.

"Kalau pembangunan JSS ini untuk memecahkan persoalan kemacematan, itu kata siapa?" kata Sjarifuddin Mallarangan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) dalam kesempatan seminar untuk membahas dampak pembangunan JSS di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (15/9).

Menurut Sjarifuddin, masalah kemacetan yang kerap terjadi di pelabuhan Merak Banten karena jumlah kapal yang tersedia tidak seimbang dengan dermaga yang beroperasi. Selain itu, areal parkir yang tersedia sempit. "Kecepatan kendaraan yang masuk ke pelabuhan dari tol lebih cepat dari lalu lintas kapal di dermaga," ucapnya.

Ia mengungkapkan, saat ini di Merak terdapat 33 kapal yang beroperasi, namun  dermaga yang biasa beroperasi hanya 3 dermaga, 1 dermaga dicadangkan dan 1 lagi masih belum dioperasikan. Masing-masing dermaga ada 6 kapal, dengan demikian ada 15 kapal yang beroperasi dari 33 kapal yang ada.

"Selama ini publik sudah dibentuk wacananya kalau kemacetan di pelabuhan karena kurang armada. Itu tidak benar. Macet karena infrastrukturnya belum siap," tutur Sjarifuddin.

Karena itu, pihaknya tidak setuju dengan rencana pembangunan JSS. Menurutnya, dana ratusan triliun tersebut dialokasikan untuk membangun dermaga dan melengkapi kapal yang lebih modern. "Sisanya untuk pengembangan daerah tertinggal. Banyak sekali di daerah lain yang infrastrukturnya sangat minim," papar Sjarifuddin.

Lebih lanjut, Luthfi Syarief Sekjen Gapasdap yang adalah orang Madura memberi contoh dampak bisnis angkutan penyeberangan setelah jembatan Suramadu selesai. Surabaya-Madura memiliki 4 pasang dermaga. Saat ini, setelah Jembatan Suramadu selesaui dari 4 pasang itu tinggal 2 dermaga yang beroperasi. "Dua pasang dermaga lain tidur. Kapal dari 18 tidak ada separuhnya yang beroperasi sekarang," ucap Luthfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com