Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promosi dan Imigrasi RI Disoroti Tajam

Kompas.com - 17/09/2009, 19:05 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com — Promosi dan publikasi yang lemah mengenai pariwisata Indonesia di luar Bali menjadi sorotan tajam dari sejumlah peserta dialog Bisnis Indonesia yang diselenggarakan di Sydney, Australia, Kamis (17/9) malam. Selain itu, proses imigrasi yang bertele-tele juga dikeluhkan para wisatawan yang akan ke Indonesia.

Keluhan itu disampaikan para peserta dalam sesi tanya-jawab, menanggapi paparan yang sangat memikat dari Direktur Pemasaran Luar Negeri Departemen Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Pitana dalam dialog terkait promosi pemulihan pariwisata Indonesia, pascabom Marriott dan Ritz-Carlton.

"Setahu saya, sudah sering Pemerintah Indonesia melakukan kunjungan promosi seperti ini. Minta masyarakat Australia supaya tidak hanya ke Bali. Tapi persoalannya tak ada publikasi dan promosi tentang itu," kata seorang peserta.

Ia juga mempertanyakan, apakah ada iklan pariwisata Indonesia di Discovery. "Indonesia kalah jauh dari Malaysia atau Singapura," katanya.

Padahal bagi masyarakat internasional, iklan itu sangat membantu memberikan informasi mengenai sebuah obyek wisata.

Peserta lain bahkan lebih tajam mempertanyakan, berapa sebenarnya anggaran promosi pariwisata Indonesia. Menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu, Pitana, yang sangat memikat ketika presentasi, akhirnya hanya menjawab singkat bahwa anggaran promosi terus meningkat dari tahun ke tahun.

Tentang promosi dan brosur publikasi, Pitana hanya berjanji akan mencatatnya. Demikian juga dengan Deputi Gubernur DKI Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Aurora Tambunan.

Imigrasi bertele-tele

Proses pemeriksaan imigrasi juga dikeluhkan sejumlah penanya. Menurut mereka, antrean di imigrasi sangat lama, sementara pemeriksaan sinar X juga harus dilakukan berkali-kali. Keluhan serupa juga muncul saat dialog di Auckland, Senin lalu. Ketika itu, seorang wanita peserta yang berusia 83 tahun bercerita, betapa dirinya nyaris pingsan karena antrean yang sangat lama, lebih dari 1,5 jam. "Intinya, promosi pariwisata harus diikuti dengan perbaikan terus-menerus dalam pelayanan kepada wisatawan, sejak di imigrasi, pengurusan bagasi, sampai ketersediaan brosur hingga pelayanan petugas hotel," kata peserta lain.

Keluhan mengenai imigrasi dan pelayanan di bandara atau customs, immigration, and quarantine (CIQ) itu kemudian diperkuat pembicara lain dari Asita DKI, Rudiana. Menurut Wakil Ketua Asita DKI itu, pihaknya sebagai pelaku wisata sudah berkali-kali menyampaikan keluhan itu, tetapi tak juga ditanggapi.

Karena itu, ia berharap, masukan dari forum seperti ini akan lebih ditanggapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com