WASHINGTON, KOMPAS.com — Misi Amerika di Afganistan "kemungkinan besar akan gagal" kecuali jumlah pasukan ditingkatkan dalam setahun ini, demikian isi laporan seorang jenderal senior, Senin (21/9). Kajian Jenderal Stanley McChrystal dimuat dalam laporan rahasia yang diperoleh surat kabar Washington Post.
Baru-baru ini dia mendesak dilakukannya perbaikan strategi militer di Afganistan. Hal ini dipandang mengisyaratkan kegagalan strategi yang ada.
Lebih dari 30.000 pasukan tambahan Amerika dikirim ke Afganistan sejak Mei. Kebijakan ini berarti menggandakan jumlah pasukan Amerika. Jumlah pasukan Amerika di Afganistan sudah direncanakan meningkat menjadi 68.000 pada akhir tahun ini.
Namun, dalam kajian terbarunya, Jenderal McChrystal seperti dikutip Washington Post mengatakan, "Kegagalan menggunakan kesempatan dan membalikkan kegiatan pemberontak dalam waktu dekat ... akan membuat kemungkinan mengalahkan pemberontakan tidak mungkin terjadi."
Dia juga memperingatkan "kekurangan sumber daya kemungkinan akan menyebabkan kegagalan". "Pasukan tambahan diperlukan," kata jenderal tersebut pada kesimpulan laporan tersebut.
Jenderal McChrystal diperkirakan akan meminta penempatan puluhan ribu pasukan tambahan. Dia juga meminta percepatan pelatihan pasukan Afganistan.
Jenderal McChrystal mengatakan, kegagalan menyediakan sumber daya yang memadai "juga akan menyebabkan konflik berjalan lebih lama, korban bertambah, biaya meningkat, dan pada akhirnya kehilangan dukungan politik."
"Pada akhirnya risiko ini kemungkinan akan menyebabkan kegagalan misi," katanya.
Namun, dia menambahkan, peningkatan jumlah pasukan harus menjadi bagian dari perbaikan strategi militer di negara itu.
Jenderal McChrystal secara konsisten meminta diterapkannya sebuah strategi yang mengedepankan perlindungan rakyat Afganistan.
Dalam laporan ini dia mengecam pasukan NATO yang dipimpinnya karena lebih memusatkan perhatian pada usaha mengatasi kelompok perlawanan, bukannya melindungi warga sipil Afganistan.
"Keterpakuan pada usaha melindungi pasukan kita sendiri, kita beroperasi lewat cara yang membuat kita memisahkan diri ... dari warga yang sebenarnya ingin kita lindungi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.