Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Afganistan, AS Bisa Gagal

Kompas.com - 22/09/2009, 03:17 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Misi Amerika di Afganistan "kemungkinan besar akan gagal" kecuali jumlah pasukan ditingkatkan dalam setahun ini, demikian isi laporan seorang jenderal senior, Senin (21/9). Kajian Jenderal Stanley McChrystal dimuat dalam laporan rahasia yang diperoleh surat kabar Washington Post.

Baru-baru ini dia mendesak dilakukannya perbaikan strategi militer di Afganistan. Hal ini dipandang mengisyaratkan kegagalan strategi yang ada.

Lebih dari 30.000 pasukan tambahan Amerika dikirim ke Afganistan sejak Mei. Kebijakan ini berarti menggandakan jumlah pasukan Amerika. Jumlah pasukan Amerika di Afganistan sudah direncanakan meningkat menjadi 68.000 pada akhir tahun ini.

Namun, dalam kajian terbarunya, Jenderal McChrystal seperti dikutip Washington Post mengatakan, "Kegagalan menggunakan kesempatan dan membalikkan kegiatan pemberontak dalam waktu dekat ... akan membuat kemungkinan mengalahkan pemberontakan tidak mungkin terjadi."

Dia juga memperingatkan "kekurangan sumber daya kemungkinan akan menyebabkan kegagalan". "Pasukan tambahan diperlukan," kata jenderal tersebut pada kesimpulan laporan tersebut.

Jenderal McChrystal diperkirakan akan meminta penempatan puluhan ribu pasukan tambahan. Dia juga meminta percepatan pelatihan pasukan Afganistan.

Jenderal McChrystal mengatakan, kegagalan menyediakan sumber daya yang memadai "juga akan menyebabkan konflik berjalan lebih lama, korban bertambah, biaya meningkat, dan pada akhirnya kehilangan dukungan politik."

"Pada akhirnya risiko ini kemungkinan akan menyebabkan kegagalan misi," katanya.

Namun, dia menambahkan, peningkatan jumlah pasukan harus menjadi bagian dari perbaikan strategi militer di negara itu.

Jenderal McChrystal secara konsisten meminta diterapkannya sebuah strategi yang mengedepankan perlindungan rakyat Afganistan.

Dalam laporan ini dia mengecam pasukan NATO yang dipimpinnya karena lebih memusatkan perhatian pada usaha mengatasi kelompok perlawanan, bukannya melindungi warga sipil Afganistan.

"Keterpakuan pada usaha melindungi pasukan kita sendiri, kita beroperasi lewat cara yang membuat kita memisahkan diri ... dari warga yang sebenarnya ingin kita lindungi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com