Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Targeting is Confirmation

Kompas.com - 29/09/2009, 10:26 WIB

KOMPAS.com - Seperti yang telah dibahas sebelumnya di kolom ini, di era ‘legacy’, praktek segmentasi yang biasa dilakukan oleh pemasar pada dasarnya merupakan upaya memetakan segmen-segmen pasar potensial dengan ciri-ciri perilaku yang sama. Setelah segmen-segmen in identifikasi, langkah selanjutnya adalah membuat evaluasi serta menentukan segmen mana yang mau dilayani. Ini yang disebut targeting atau proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa Anda. 

Targeting sesungguhnya adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Karena sumber daya Anda selalu terbatas. Ini menyangkut bagaimana Anda melakukan ‘fitting’ perusahaan Anda ke dalam segmen target market yang Anda pilih.

Sekedar mengulas sekilas mengenai konsep targeting, biasanya ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan mana pun pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang mau dibidik. Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang Anda pilih itu cukup besar dan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu pula dilihat betapa potensi pertumbuhan pasarnya. Mungkin sebuah pasar saat ini ada yang kecil dari segi ukurannya, namun ke pertumbuhannya pesat sehingga ke depannya berpotensi untuk menjadi pasar yang besar.

Kriteria kedua adalah strategi targeting ini harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.
 
Kriteria ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya. Anda harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tak langsung mempengaruhi daya tarik target segment Anda. 

Dengan menggunakan beberapa kriteria utama ini Anda harus menemukan kesesuaian atau fit perusahaan dengan segmen pasar yang tepat. Itulah penjelasan singkat tentang targeting dalam legacy marketing.

Dari penjelasan di atas, sudah terlihat betul bahwa praktek targeting tidak lagi relevan di era New Wave ini. Kenapa? Pertama, alasan yang paling mendasar adalah karena prinsip targeting tidak sejalan dengan nilai horisontal. Targeting adalah langkah yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi, suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, seseorang bisa menjadi target market sebuah perusahaan.

Karena dunia semakin horisontal, konsumen dan pemasar menjadi sejajar. Konsumen tidak (mau) lagi diperlakukan sebagai target untuk dibidik atau objek pemasaran, namun sebagai subjek, sebagai manusia yang sama dengan Anda, sebagai mahluk yang immuned alias kebal terhadap bidikan pemasar.

Kedua, langkah strategi awal yang dilakukan oleh perusahaan di era New Wave ini bukan lagi sekedar mensegmen atau memetakan kelompok konsumen (segmentation), namun melakukan praktek komunitisasi (communitization). Artinya kita melakukan eksplorasi dan meninjau lebih dalam komunitas konsumen yang sekiranya pas untuk diajak berhubungan secara horisontal dan strategis. Setelah terlihat komunitas-komunitas konsumen yang ada, langkah selanjutnya adalah melakukan confirming bukan targeting.

Kriteria dalam Confirming the Community

Seperti yang telah dijelaskan di atas, praktek targeting yang dilakukan pada era legacy bersandar pada tiga kriteria yaitu ukuran dan pertumbuhan pasar, situasi persaingan, dan keunggulan daya saing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com