Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Tolak Pulangkan Pembelot Korut

Kompas.com - 04/10/2009, 18:04 WIB

SEOUL, KOMPAS.com-Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (4/10) menolak tuntutan Korea Utara (Korut) untuk memulangkan 11 pengungsi dari negara komunis itu setelah mengonfirmasikan keinginan mereka untuk membelot.

"Pyongyang mengirim satu pesan melalui hubungan telepon khusus militer lintas perbatasan yang meminta Korsel mengirim pulang semua pengungsi itu ke negara mereka," kata Kementerian Unifikasi Korsel.

Tetapi Korsel membalas pada Minggu dengan mengatakan para pembelot secara tegas menyatakan keinginan mereka untuk tinggal di Korsel. "Pemerintah kami tidak akan menyetujui permintaan Korut itu," kata seorang juru bicara kementerian itu kepada AFP.

Penjaga pantai Korsel memeriksa para pembelot itu, enam dari mereka adalah wanita, sejak mereka tiba dengan menumpang sebuah perahu kayu di lepas pantai timur, Jumat. Para pemeriksa menyatakan perahu itu meninggalkan pelabuhan  Kimchaek, di bagian timurlaut Korut pada  27 September dan berlayar sejauh 250 km ke tenggara memasuki perairan internasional untuk menghindari radar Korut, kata kantor berita Yonhap.

Seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya  mengemukakan kepada Yonhap, perahu itu meninggalkan pelabuhan tersebut Minggu malam dengan menyamar sebagai perahu nelayan.

"Perahu itu berlayar sejauh mungkin dari pantai agar tidak terpantau radar militer Korut dan kemudian menuju perairan Korsel," kata pejabat itu yang dikutip Yonhap.

Dua wanita mengatakan mereka naik perahu secara tidak sengaja, sementara sembilan orang lainnya adalah para anggota satu keluarga yang mengemukakan kepada para pemeriksa bahwa mereka mempersiapkan diri untuk membelot sekitar satu tahun, kata Yonhap.

Ini adalah kasus pertama pembelotan berskala besar rakyat Korut ke Korsel melalui laut dalam tujuh tahun terakhir. Sekitar 17.000 warga Korut, yang meninggalkan negara mereka  akibat kelaparan atau penindasan, tiba di Korsel sejak  berakhir Perang Korea tahun 1950-1953. Mayoritas terbesar tiba dalam tahun-tahun belakangan ini.

Pelarian menggunakan jalan laut relatif jarang, hampir semua pembelot melintasi perbatasan darat ke China dan kemudian ke negara-negara Asia Tenggara sebelum dapat menetap di Korsel. Tetapi pada Juni tahun lalu ada enam kasus pelarian terpisah dari Korut melalui laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com