Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Industri Rokok, Pemerintah Sama dengan Penjajah?

Kompas.com - 11/10/2009, 13:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai sama dengan penjajah Belanda yang telah menjajah Indonesia tiga setengah abad lamanya. Pasalnya, pemerintah saat ini telah membodohi masyarakat karena telah melakukan kerja sama dengan industri rokok.

"Pemerintah sekarang sama dengan penjajah VOC dulu karna telah membodohi rakyat dan bekerjasama dengan penjajah (industri rokok)," kata Deputi Program Tobaco Control Support Centre, Kartono Mohammad dalam jumpa pers Deklarasi Pemuda Indonesia Anti Rokok di Gedung Kebangkitan Nasional Stovia, Jakarta, Minggu (11/10).

Dikesempatan yang sama, Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi menilai, pemerintah sangat mendewakan para industri rokok. Karenanya, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dinilainya telah gagal dalam melindungi masyarakat Indonesia dari bahaya rokok. "Pemerintah terlalu mendewakan industri rokok, karena itu bisa dikatakan Presiden SBY telah gagal dalam mengelola ini (melindungi masyarakat Indonesia dari bahaya rokok)," ungkapnya.

Lebih lanjut Tulus juga menilai, saat ini telah terjadi penjajahan gaya baru di bidang ekonomi di Indonesia yang dilakukan oleh industri rokok. Pasalnya, perdagangan dan harga tembakau di tanah air telah ditentukan oleh industri rokok tersebut yang mana sebagian besar dikuasai asing, Philip Morris (Sampoerna) dan BAT (Bentoel).

"Saya kira industri rokok ini sudah menjadi VOC-VOC baru yang tidak ada lawannya. Petani tetap miskin dan harga tembakau dikendalikan oleh industri rokok, dan persoalannya, ketika mereka menjajah kita secara ekonomi uangnya dibawa keluar negeri sedangkan penyakitnya bagi rakyat kita," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com