Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MS Hidayat Minta Waktu Transisi

Kompas.com - 19/10/2009, 09:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak seperti calon-calon menteri lainnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, MS Hidayat, yang juga dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman pribadi di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/10), justru meminta waktu transisi untuk mengabdi selaku pembantu SBY-Boediono.

MS Hidayat meminta SBY-Boediono memberi waktu untuk menyelesaikan gawean besar yang melibatkan Kadin Indonesia. Kadin akan menggelar acara Bussiness Summit yang akan juga dikoordinasikan dengan pemerintah.

"Saya sudah siapkan roadmap-nya," kata MS Hidayat usai menjalani wawancara sekaligus uji kelayakan dan kepatutan di Puri Cikeas Indah, kemarin. Pertemuaan dengan SBY-Boediono berlangsung singkat. Saat bertemu dengan SBY dan Boediono, pembicaraan hangat yang terjadi seputar pengembangan industri dan perdagangan.

"Kami diminta perspektifnya seperti apa di lima tahun mendatang," kata Hidayat.

Tak membeberkan posisi secara pasti, namun dari pembicaraan yang terjadi, MS Hidayat diperkirakan akan menjadi pengganti Fahmi Idris selaku Menteri Perindustrian. Uniknya, Hidayat juga menggantikan Fahmi Idris yang sama-sama berasal dari Partai Golkar. 

"Saya diberitahu Pak Aburizal Bakrie kalau saya dinominasikan dari Golkar," kata Hidayat. 

Menyangkut organisasi Kadin yang akan ditinggalkan, Hidayat berharap, Kadin ke depan bisa lebih baik.

"Saya minta agar Kadin sebagai organisasi bisa ditata dengan baik ke depan," ujarnya seraya mengemukakan, Kadin di masa mendatang akan menjalin kerjasama dengan sebuah lembaga yang berkutat pada masalah perekonomian nasional.

Lembaga yang akan dibentuk SBY ini adalah Komite Ekonomi Nasional. Dan sesuai namanya, komite ini akan membahas masalah ekonomi di Tanah Air untuk menjadi masukan atas pijakan ekonomi pemerintahan SBY-Boediono.

"Saya nggak tahu komite akan ada dikendali siapa. Beliau hanya mengatakan akan membentuk komite untuk memberi advise kepada beliau," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com