Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar Berpotensi Melemah, Emas Makin Mahal

Kompas.com - 09/11/2009, 08:30 WIB

KOMPAS.com - Tentu sangat menarik terus mengikuti perkembangan pasar keuangan terutama pada perdagangan futures market. Kita tentu ingin mengetahui lebih jauh bagaimana kondisi pasar selama satu pekan kedepan.

Di artikel ini, kami akan mengulas review pasar terlebih dahulu untuk membantu kita melihat bagaimana kondisinya pekan lalu. Kemudian dilanjutkan dengan data-data atau pertemuan penting selama satu pekan kedepan beserta ulasannya untuk melihat peluang apa yang cocok di pasar futures.

Semoga informasi yang kami berikan ini bermanfaat bagi yang bertransaksi di pasar futures.

• Forex Review

Penguatan dollar AS tertahan minggu lalu. Pada grafik terlihat jelas dollar mengalami pelemahan terhadap 5 mata uang utama dunia. Dollar kembali terkoreksi terhadap mata uang utama dunia. Fed yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk sementara waktu membuat dollar AS tetap tertekan.

Indikator ekonomi AS yang keluar minggu lalu menunjukkan hasil yang bagus terutama untuk PMI sektor manufaktur, jasa, dan order pabrik. Hal ini membuat keyakinan investor terhadap pemulihan ekonomi bertambah sehingga mendorong risk appetite dan mendukung high-yielder currency.

Kenaikan suku bunga oleh bank sentral Australia mendukung Aussie bertahan di atas 0,9000 dollar. Bank sentral Inggris dan Eropa juga mempertahankan suku bunganya. Inggris menambah program pembelian aset sebesar 25 miliar pound, di bawah perkiraan para analis. Buruknya data NFP dan tingkat pengangguran yang mencapai 10,2 persen tertinggi sejak 1983 tidak menjadikan dollar lebih menguat. Pertemuan G20 yang menghasilkan kesepakatan bahwa stimulus tidak akan dihentikan terus menekan dollar.

Stock Index Review
Laporan pendapatan perusahaan dari Jepang dan Eropa menjadi penggerak pasar indeks saham Asia dan AS. Laporan pendapatan sektor otomotif dan ritel Jepang menunjukkan hasil yang bagus, tapi ada kekuatiran dari sektor perbankan Inggris yang belum membaik membuat indeks saham dunia terjerembab pada hari Selasa. Penguatan yen juga sempat menurunkan indeks saham Jepang.

Di AS, indeks Dow sempat tertekan di awal minggu akibat data consumer spending yang buruk dan kebangkrutan CIT, bank yang memberikan pinjaman untuk bisnis kecil dan menengah, tapi akhirnya menguat berkat aksi akuisisi Warren Buffet dan indikator PMI manufaktur dan jasa serta order pabrik yang membaik. Data NFP dan tingkat pengangguran yang buruk tidak menekan indeks saham Dow. Laju pengangguran yang terus melambat dan prospek pemulihan yang bagus menambah keyakinan investor.

• Commodity Review
Harga emas mencetak rekor baru minggu lalu. Berdasarkan data Reuters, Rekor emas tertinggi di 1.100,90 dollar AS per ounce. Pembelian emas IMF sebesar 200 ton oleh bank sentral India Hari Selasa menjadi pemicu kenaikan harga emas ini. Dollar yang terus melemah juga menambah daya tarik komoditas. Minyak mentah juga masih bergerak antara 76-80 dollar AS per  barrel minggu lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com