Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retribusi Nelayan Indonesia Akan Dihapus

Kompas.com - 08/12/2009, 22:36 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana menghapuskan retribusi nelayan di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan produksi kelautan.

Rencana penghapusan retribusi nelayan tersebut diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Fadel Muhammad di Makassar, Selasa (8/12). "Presiden RI telah menyatakan dukungannya untuk penghapusan retribusi nelayan di daerah," ujarnya.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di setiap provinsi dan kabupaten dan kota dari retribusi tersebut akan digantikan dengan Dana Aliran Khusus (DAK).

"Daerah tidak perlu khawatir dengan penghapusan retribusi tersebut karena akan digantikan dengan DAK. Untuk daerah yang mampu meningkatkan produksinya DAK-nya akan ditambah," jelasnya.

Untuk mewujudkan visi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) menjadikan Indonesia sebagai produsen ikan dan kelautan terbesar di dunia tahun 2015, pihaknya akan meningkatkan subsidi BBM hingga 2,4 juta liter dan akan memberikan subsidi lebih besar bagi produsen di sektor kelautan yang mampu meningkatkan produksinya.

Dengan berbagai kemudahan tersebut diharapkan target peningkatan sektor perikanan dan kelautan Indonesia sebesar 350 persen dapat tercapai.

"Anggaran untuk meningkatkan produksi perikanan dan kelautan tahun 2010 dianggarkan sebesar Rp 560 miliar," ujarnya.

Pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor kelautan dan perikanan seperti pembangunan jalan menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) juga akan lebih banyak diarahkan ke Indonesia Timur.

"Di Jawa, pembangunan sektor kelautan dan perikanan akan lebih didorong kepada budi daya ikan," jelasnya.

Fadel juga mengusulkan agar BULOG juga melakukan penampungan ikan untuk mendukung keberadaan cold storage (ruang pendingin) di daerah untuk menjaga kualitas ikan.

"Ikan juga merupakan salah satu bagian dari pangan nasional, saya akan perjuangkan ikan juga ditampung oleh BULOG seperti yang pernah saya lakukan pada jagung," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com