Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Tunggu Sinyal

Kompas.com - 15/12/2009, 10:34 WIB

KOMPAS.com - Dalam 2 pekan terakhir, dollar AS terlihat perkasa terhadap mata uang lainnya terutama mata uang yang beryield tinggi. Sebelumnya sulit sekali bagi dollar AS untuk mencuat dari level rendahnya karena terus dijadikan sumber pembiayaan dalam transaksi yang dikenal sebagai carry trade (meminjam dana dengan bunga rendah untuk membiayai transaksi di aset yang lebih beresiko). Banyak analis memperkirakan, selama the Fed tetap dengan kebijakan suku bunga rendahnya mendekati nol persen maka dollar AS akan sulit mengalami penguatan yang besar.

Suku bunga akan menjadi dasar utama pelaku pasar untuk menentukan kemana arah dollar AS selanjutnya. Setelah laporan tenaga kerja AS menunjukkan angka pengangguran menurun drastis di angka minus 11.000 dari perkiraan analis  minus 119.000 di luar dari perkiraan pasar, dollar AS seperti tancap gas menguat terhadap mata uang kuat lainnya.

Turunnya tingkat pengangguran mendorong suatu harapan bahwa Bank Sentral AS (the Federal Reserve) akan segera menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diduga. The Fed diperkirakan sebelumnya akan mempertahankan suku bunga mendekati nol persen sepanjang tahun 2010.

Kekhawatiran sehubungan masalah Dubai World juga masih membayangi pasar, ditambah dengan penurunan rating kredit negara Yunani dan Spanyol yang memberikan gambaran bahwa masalah kredit belum sepenuhnya berakhir. Faktor-faktor ini mendorong dollar AS sebagai mata uang safe haven ke area positif.

Beberapa data ekonomi AS yang dirilis selama 1 minggu terakhir menunjukkan kondisi membaik di beberapa sektor seperti penjualan retail misalnya naik 1,3 persen dari bulan sebelumnya 1,1 persen, analis memperkirakan angka ini turun 0,7 persen, termasuk juga tingkat kepercayaan konsumen dari survei Universitas Michigan melonjak ke 79,1 persen dari sebelumnya 68,8 persen, perkiraan analis 69,0 persen.

Apakah dollar AS akan terus bertenaga untuk terus menguat banyak bergantung dari hasil pertemuan the Fed yang akan diadakan selama dua hari, tanggal 15-16 Desember 2009 merupakan pertemuan terakhir tahun ini.

Pelaku pasar mengharapkan ada perubahan pernyataan dari the Fed berdasarkan perkembangan ekonomi yang terlihat. Pada pernyataan terakhir Kepala Bank Sentral AS, Ben S. Bernanke sehari setelah data pengangguran dirilis tidak ada hal baru yang disebutkan namun menurut para pengamat ekonomi lebih transparan.

Maka pada pertemuan 15-16 Desember pelaku pasar sangat mengharapkan sinyal jelas kondisi perekonomian terutama soal kebijakan suku bunga kedepan, apakah masih akan mempertahankan suku bunga “untuk sementara waktu” atau muncul istilah lain yang lebih spesifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
'Buka-bukaan' Menteri KKP soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

"Buka-bukaan" Menteri KKP soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Spend Smart
BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

Whats New
Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
IHSG 'Bullish,' Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG "Bullish," Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Terbaru 29 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 29 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Detail Harga Emas Antam Senin 29 April 2024

Detail Harga Emas Antam Senin 29 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Senin 29 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 29 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com