Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Serangan Jantung Datang?

Kompas.com - 19/12/2009, 10:57 WIB

KOMPAS.com - Bukan hanya menginsafi diri mengidap kelainan jantung, kewaspadaan membawa penyakit jantung perlu terus dihidupkan. Kita perlu tahu menakar diri, mawas diri, dan melakoni hidup berdampingan secara damiai dengan kelainan jantung yang sudah terlanjur ada. Bagaimana caranya?

Hidup tertib dan teratur. Semua kegiatan harian hendaknya terjadwal dan dipatuhi tepat waktu. Waktu makan, jeda, tidur, dan bergiat terorganisasi dengan baik. Kendurkan stressor dan hidup dibuat lebih rileks.

Kendalikan semua faktor risiko yang memperburuk kondisi jantung yang terlanjur sakit dengan teratur minum obat, diet ketat sesuai penyakit, dan ubah gaya hidup yang selama ini tidak menyehatkan.

Tentu saja tak cukup hanya itu. Perlu pula bergerak badan. Paling ideal tentu berjalan kaki tergopoh-gopoh (brisk walking) sambil memperhatikan adakah keluhan muncul selama bergiat. Keluhan nyeri dada, sesak napas, dan rasa tidak enak lainnya harus menjadi petunjuk untuk segera menghentikan kegiatan apa pun. Termasuk jika muncul saat sedang duduk. Bisa jadi itu bentuk serangan jantung juga.

Hindarkan makan kelewat kenyang. Serangan jantung di meja makan juga acap terjadi. Demikian pula tidak membiasakan mandi langsung disiram air dingin. Tidak berjalan melewati angin kencang, buang air besar hendaknya tidak mengedan.

Waspada terhadap aktivitas seksual yang tidak biasa, dan bukan dengan pasangan sendiri. Kematian kasus jantung di hotel terjadi karena bukan dengan pasangan sendiri (saddle back death). Keluhan dada selama beraktivitas, bahkan ketika hanya aktivitas ringan sekalipun bagi yang beresiko terserang jantung koroner, harus diterjemahkan sebagai bentuk serangan jantung, sehingga tidak boleh diabaikan.

Pengabaian terhadap bentuk keluhan jantung sekecil apa pun, buruk dampaknya bagi penyakit jantung, kalau bukan langsung mengorbakan nyawa sendiri.

Narasumber: dr.Handrawan Nadesul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com