Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Terhadap Kaum Tertindas

Kompas.com - 29/12/2009, 01:31 WIB

Sebenarnya, porsi penderitaan yang paling banyak karena penindasan itu dirasakan oleh rakyat jelata. Mereka dibodohi dan ditipu secara halus, seolah mereka dihipnotis karena ketidaksadaran mereka ketika mereka ditindas. Rakyat jelata harus membayar pajak, sementara pajak tersebut dicuri oleh bandit berdasi (koruptor). Sedangkan pemerintah juga seringkali membebankan banyak beban kepada rakyat dengan dalih menjaga stabilitas perekonomian negara. Padahal, rakyat jelata tersebut harus berjibaku untuk mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, nyatalah penindasan-penindaan tersebut diperlukan  aksi pembebasan.

Orang-orang beragama, setidaknya memahami teks-teks dari kitab suci mereka untuk mengambil tindakan pembebasan, karena kitab-kitab suci tersebut merupakan pedoman hidup, dan di dalamnya tidak terdapat ajaran-ajaran untuk menindas. Dengan demikian, agama (teologi) menjadi landasan untuk mendasari aksi pembebasan.

Melalui buku yang berjudul Dari Teologi Menuju Aksi; Membela yang Lemah, Menggempur Kesenjangan, penulis mengajak para pembacanya untuk menjadi jiwa-jiwa pembebas penindasan. Dengan tulisannya yang serius namun mengalir, nampaknya penulis ingin menggugah kesadaran pembacanya untuk ikut andil dalam membebaskan kaum lemah yang tertindas. Ya, kini kaum tertindas semakin banyak, sementara pembebas penindasan semakin tak terdengan suaranya. Yang dikhawatirkan adalah hilangnya jiwa pembebas sementara kaum tertindas menjadi kelompok yang terus bertambah.

*) Peresensi adalah Pustakawan yang Aktif pada Cholishiyyah Community, Yogyakarta.

Alamat: Jl. K.H. Ali Maksum PO Box 1192 Krapyak Yogyakarta 55011

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com