Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaiki Layanan Lebih Dulu

Kompas.com - 06/01/2010, 07:13 WIB
 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta memperbaiki tingkat pelayanan bus transjakarta sebelum menaikkan tarif. Di sisi lain, bus transjakarta juga harus menarik minat pengguna kendaraan pribadi agar mau pindah ke angkutan massal itu guna mengurangi kemacetan.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, Selasa (5/1/2010) di Jakarta Pusat, mengatakan, penyesuaian tarif dapat dilakukan untuk mengurangi beban subsidi yang harus ditanggung oleh APBD. Namun, yang penting adalah mengembalikan bus transjakarta pada tujuan awalnya, yaitu mengurangi kemacetan.

”Kesuksesan bus transjakarta tidak dilihat dari jumlah penumpang yang terangkut, tetapi dari jumlah pengguna kendaraan pribadi yang mau pindah ke bus cepat itu. Indikasi kesuksesannya terlihat dari berkurang atau tidaknya kemacetan di sekitar koridor bus transjakarta,” kata Triwisaksana.

Selama ini bus transjakarta mampu mengangkut lebih dari 210.000 orang per hari. Namun, jumlah pengendara mobil pribadi yang pindah ke bus cepat itu tidak sampai 20 persen. Hal itu membuat kemacetan di jalur bus transjakarta tidak pernah berkurang.

Tarif bus khusus yang sangat rendah, Rp 3.500 per orang, menarik minat pengguna angkutan umum sehingga bus cepat itu selalu dijejali penumpang.

Masalahnya, tarif rendah membuat pemerintah tidak memiliki dana untuk meningkatkan kenyamanan dan ketepatan waktu. Berjejalnya penumpang bus transjakarta juga menurunkan tingkat kenyamanan.

Kondisi ini membuat bus transjakarta semakin tidak nyaman dan tidak menarik bagi pengguna kendaraan pribadi.

Rencana menaikkan tarif mengemuka setelah Badan Arbitrase Nasional Indonesia menetapkan biaya operasional bus transjakarta koridor IV sampai VII adalah Rp 12.256 per kilometer. Adapun subsidi yang disediakan pemprov didasarkan pada asumsi biaya operasional Rp 9.500 per kilometer.

Pengamat transportasi, Darmaningtyas, mengatakan, perbaikan pelayanan yang mendesak untuk dilaksanakan adalah mempercepat waktu tempuh. Jika waktu tempuh dipercepat, penumpukan penumpang di dalam bus dan di halte akan berkurang

Selama ini, waktu tempuh dari satu halte ke halte lain dapat mencapai 20 menit. Idealnya, waktu tempuh antarhalte 5-10 menit.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, dinas perhubungan sudah ditugasi untuk menambah jumlah portal di koridor bus transjakarta. Keberadaan portal terbukti mampu mengurangi penerobosan kendaraan pribadi ke jalur bus transjakarta.

”Jika penerobosan ke jalur bus transjakarta dapat dikurangi, waktu tempuh dapat dipercepat. Penumpukan jumlah penumpang juga dapat dikurangi jika waktu tempuh dapat dipercepat,” kata Fauzi. (ECA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com