Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha UKM Makin Optimis

Kompas.com - 04/02/2010, 18:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat kepercayaan terhadap bisnis di kalangan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia terus meningkat dan mendekati kondisi sebelum krisis ekonomi. Tren ini seiring dengan pulihnya optimisme pelaku usaha kecil di Asia maupun dunia ke tingkatan sebelum masa krisis melanda.   

Sebagaimana terungkap dalam hasil HSBC Global Small Business Confidence Monitor, dalam skala global, akan semakin banyak pelaku usaha kecil yang berlaku agresif sepanjang semester pertama 2010. Bahkan di beberapa negara, mereka kembali berinvestasi dan menambah jumlah karyawan untuk pertama kali semenjak krisis ekonomi; menandakan kesiapan untuk menjalankan bisnis sebelum masa krisis.  

Mengenai konsistensi penguatan optimisme UKM Indonesia, Jeffrey C. Tjoeng, Head of Business Banking HSBC Indonesia mengatakan, Awal tahun ini, pelaku usaha kecil siap meningkatkan bisnisnya . Perilaku ini berbeda dengan pendekatan konservatif mereka selama masa krisis .  

HSBC Global Small Business Confidence Monitor merupakan survei yang diadakan setiap enam bulan, memotret pandangan pelaku usaha kecil terhadap pertumbuhan ekonomi di negaranya, perencanaan investasi modal operasional dan tenaga kerja.

Survei ini melibatkan 6.000 pelaku usaha kecil di 20 negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin dan Utara. Jajak pendapat dilakukan di bulan Oktober dan November 2009 atas kerjasama HSBC Commercial Banking dan Lembaga riset TNS .  

Hasil survey menunjukkan, pelaku usaha kecil memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap prospek perekonomian Indonesia pada enam bulan mendatang. Lebih dari setengah responden percaya bahwa ekonomi Indonesia akan stabil bahkan meningkat.

Sebesar 70 persen responden berpandangan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di level yang sama atau meningkat. Jumlah UKM yang optimis ini naik dari tahun lalu, menunjukkan bahwa semakin banyak pelaku bisnis yang percaya akan prospek perekonomian di tahun 2010.  

Pelaku usaha kecil Indo nesia juga relatif lebih percaya diri untuk melakukan ekspansi usaha dengan berinvestasi maupun belanja modal di tengah tahun pertama 2010. Indonesia masih berada di atas rata-rata; lebih dari setengah UKM Indonesia tidak berencana untuk mengurangi belanja modal mereka. Mereka cenderung untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan anggaran investasi dan belanja modal di tahun ini.  

UKM Indonesia juga melanjutkan komitmen mereka di tahun lalu pada karyawannya. Dalam enam bulan ke depan, 94 persen responden tidak berencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada. Bahkan, 20 persen mulai untuk menambah mulai merekrut tenaga kerja baru. Hal ini sedikit berbeda dibandingkan dengan kencenderungan mereka yang memberlakukan preilaku pembekuan jumlah tenaga kerja ( freeze headcount ) pada jajak pendapat sebelumnya.  

Secara global, tiga dari 10 UKM mengaku menjalankan bisnis lintas batas. Sedangkan untuk Indonesia, 2 dari 10 pelaku usaha kecil mengaku memiliki kegiatan atau transaksi antar negara.  

Internasionalisasi bisnis pelaku usaha kecil ini akan semakin meningkat dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Ketika ditanya mengenai rencana mereka untuk mengembangkan bisnisnya ke luar negeri dalam jangka waktu dua tahun ke depan, secara global jumlah UKM yang berniat mengembangkan bisnisnya ke luar negeranya bertambah sebesar 13 persen. Kenaikan ini bervariasi dari 12 persen untuk pelaku usaha kecil Hongkong, 32 persen untuk Cina, dan 250 persen untuk Brazil .  

Bagi UKM Indonesia, kuatnya pasar domestik membuat UKM Indonesia lebih memilih untuk menjalankan bisnisnya di dalam negeri. Dalam 2 tahun kedepan, hanya 20 persen yang berencana melakukan ekspansi keluar negeri, naik 11 persen dari tahun 2009.  

Adanya kesempatan pasar yang menjanjikan merupakan alasan utama bagi UKM Indonesia dalam menjalankan bisnis internasionalnya saat ini. Keterbukaan akses pasar internasional dan keberadaan pemasok dan rekanan di luar negeri adalah alasan lainnya bagi UKM untuk menjalankan bisnis internasionalnya. Alasan yang sama juga diungkapkan UKM di negara lainnya di Asia, yang membuat mereka tertarik untuk berkespansi keluar negara mereka.  

Selain peluang, UKM Indonesia melihat adanya persoalan antara lain ketidakstabilan kondisi keuangan seperti fluktuasi nilai tukar dan suku bunga , kurangnya penge tahuan UKM mengenai potensi pasar internasional dan tidak adanya partner di luar negeri . Hal tersebut dianggap menghambat rencana mereka dalam mengembangkan bisnis internasionalnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com