Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Ancam Pasar Saham

Kompas.com - 17/02/2010, 09:21 WIB

KOMPAS.com - Isu terhangat akhir-akhir ini adalah pengetatan moneter yang dilakukan China. Menjelang liburan tahun baru Imlek pada Hari Jumat lalu, bank sentral China mengumumkan pengetatan kebijakan moneter terbarunya dengan menaikan giro wajib minimum untuk perbankan besar China sebesar 0,5 persen mulai 25 Februari tahun ini.

Dengan demikian giro wajib minimum untuk perbankan besar China menjadi 16,5 persen. Ini kali kedua China menaikan giro wajib minimumnya. Yang terakhir pada tanggal 18 Januari 2010.

Kebijakan tersebut dilakukan oleh bank sentral China untuk mengimbangi tekanan inflasi yang mulai tumbuh akibat ekonomi China yang tumbuh luar biasa. Tingkat inflasi yang diukur dengan indeks harga konsumen, naik 1,5 persen dibandingkan tahun lalu untuk Bulan Januari 2010. Dan kemungkinan tingkat inflasi ini akan semakin tinggi untuk bulan-bulan selanjutnya.

Apa dampak pengetatan moneter ini ke indeks saham?

Seperti yang telah kita ketahui, pengetatan moneter China ini bertujuan untuk meredam ekspansi kredit yang telah dilakukan sebelumnya oleh bank-bank besar China.

Kredit ini merupakan salah satu sumber pendapatan dari perbankan dan otomatis kemungkinan akan mengurangi pendapatan perbankan nantinya. Selain itu, pengetatan ini juga kemungkinan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan yang selama ini menyandarkan ekspansi usahanya melalui kredit perbankan mungkin akan sedikit terganggu usahanya.

Pada intinya, pengetatan moneter ini bertujuan untuk menyerap likuiditas yang telah begitu banyak digelontorkan ke pasar dan mengurangi hot money serta mencegah ekonomi menjadi overheated atau bubble.

Dalam jangka pendek tentunya ini akan berpengaruh negatif ke indeks saham Asia khususnya indeks saham China dan Hongkong. Saham perbankan yang merupakan saham berkapitalisasi besar dan sangat berpengaruh ke pergerakan indeks saham akan tertekan. Begitu juga saham properti yang secara tidak langsung berkaitan dengan kondisi perbankan juga akan tertekan.

Sepanjang tahun 2010 ini, pasar akan sangat memperhatikan sinyal-sinyal pengetatan moneter yang dilakukan oleh bank-bank sentral negara-negara yang sebelumnya menggelontorkan begitu banyak uang untuk mendukung perekonomian mereka.

Meski kebijakan moneter dalam jangka panjang akan bagus untuk perkembangan perekonomian negara yang bersangkutan, tapi dalam jangka pendek akan menekan pergerakan indeks saham. (Ariston Tjendra/Senior Research and Analyst Monex)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com