Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tax Ratio" Pajak 16 Persen Tidak Mungkin?

Kompas.com - 14/04/2010, 13:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan Panja Perpajakan DPR agar tax ratio atau rasio penerimaan pajak terhadap PDB dinaikkan dari 11,7 persen menjadi 16 persen tahun ini dinilai mustahil. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan realisasi tax ratio 16 persen tersebut baru bisa dicapai setidaknya dua atau tiga tahun kedepan. 

"Hasil dari reformasi (birokrasi) kan tidak mungkin tiba-tiba. Butuh waktu, saya kira butuh waktu 2-3 tahun untuk kesana," kata Anggito.

Anggito menjelaskan untuk menambah tax ratio sebesar itu diperlukan sejumlah prasyarat untuk mencapainya. Diantaranya, pertumbuhan nominal PDB minimal 10 persen. Selain itu, perlu ada pengawasan-pengawasan yang lebih baik di Direktorat Jenderal Pajak sehingga tidak terjadi kebocoran. Tak hanya itu, kepatuhan dari wajib pajak baik perorangan ataupun badan juga perlu ditingkatkan.

"Kepatuhannya meningkat, kita mengharapkan individual atau perusahaan yang punya kemampuan membayar pajak bisa patuh dan bisa  membayar pajak dengan benar," papar dia.

Sebagai informasi, usulan peningkatan tax ratio menjadi 16 persen muncul saat rapat Panitia Kerja Perpajakan DPR dengan Ditjen Pajak, beberapa waktu lalu. Rapat ini mendesak agar Dirjen Pajak menaikkan tax ratio menjadi 16 persen.

Dalam APBN, tax ratio dipatok sebesar 12,4 persen atau sekitar Rp 740 triliun. Dalam RAPBN-P 2010 yang tengah dibahas antara pemerintah dengan DPR, tax ratio turun menjadi 11,7 persen. Tax ratio Indonesia dinilai sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com