Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas "Tax Ratio", DPR Terus Lobi

Kompas.com - 22/04/2010, 21:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Saking alotnya pembahasan soal rasio penerimaan pajak atau tax ratio antara pemerintah dan Komisi XI DPR, rapat kerja yang berlangsung sejak pukul 14.00, Kamis (22/4/2010), ini terpaksa diskors untuk melakukan lobi-lobi.

Sekitar pukul 21.00, sejumlah anggota Komisi XI keluar dari ruang rapat dan menuju ruang tamu. Salah seorang petugas sekretariat Komisi XI bahkan mengusir wartawan yang masih setia menunggu jalannya rapat di depan ruang sidang Komisi XI, gedung DPR, Jakarta.

"Maaf, wartawan tidak boleh di sini dulu, ya. Anggota Dewan mau lobi memakai ruangan ini," kata petugas tersebut.

Tak lama kemudian, pintu ruang tamu Komisi XI ditutup oleh petugas. Penjagaan pun terlihat sangat ketat. Sejumlah petugas keamanan tampak berjaga-jaga di depan pintu ruang tamu untuk mengamankan jalannya lobi-lobi.

Rapat penetapan tax ratio ini sendiri, dari pemerintah, diwakili oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Anggito Abimanyu, Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo, dan Dirjen Bea Cukai Thomas Sugijata. Sebelumnya, rapat juga sempat diskors sementara karena menunggu ketetapan lifting minyak dan harga minyak Indonesia (ICP), sekitar pukul 17.00 tadi. Saat itu, DPR tetap mendesak kenaikan tax ratio minimal hingga 12 persen.

"Sementara kita bisanya cuma 11,9 persen. Dengan permintaan DPR yang 12 persen itu kan sudah mirip-mirip. Kami sanggupnya cuma segitu, tidak bisa naik lagi," kata Tjiptardjo.

Sementara itu, desakan untuk menaikkan tax ratio pada APBN-P 2010 semakin bergulir deras sejak mencuatnya kasus penggelapan pajak Gayus Tambunan. Kasus Gayus ditengarai hanya kasus kecil di Direktorat Jenderal Pajak.

Terlebih lagi, Gayus sendiri telah curhat kepada pengawas internal Ditjen Pajak bahwa dia hanyalah pemain kecil. Pernyataan Gayus inilah yang membuat kalangan dewan di Panja Pajak Komisi XI DPR RI "menyerang" Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo.

Sebagai pertanggungjawaban tidak bisa mengawasi kasus seperti Gayus, Tjiptardjo pun diminta untuk menaikkan target tax ratio dari persentase Gross Domestic Product (GDP) 2010. "Masa kita kalah dari negara-negara miskin seperti Sri Langka. Mereka menargetkan tax ratio-nya mencapai 17 persen dan India lebih tinggi lagi," kata anggota DPR Komisi XI, Muradi Darmansyah.

Kasus yang dilakukan oleh Gayus Tambunan, katanya, menjadi contoh yang tidak baik, apalagi jika gerakan boikot pajak muncul di tengah masyarakat. Dari 32.000 pegawai pajak, kata Muradi, jika 10 persennya saja jadi Gayus Tambunan, maka Indonesia akan kehilangan triliunan rupiah dari penerimaan pajak. "Kenaikan tax ratio harus segera dilakukan sebagai pertanggungjawaban," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com