Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utamakan Ketahanan Energi Dalam Negeri

Kompas.com - 23/04/2010, 05:01 WIB

Palu, Kompas - Pemerintah diimbau untuk mengutamakan ketahanan energi dalam negeri dalam mengambil keputusan terkait Proyek Pengembangan Minyak dan Gas Donggi-Senoro di Sulawesi Tengah. Saat ini di dalam negeri defisit gas.

Imbauan itu dilontarkan mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam penerbangan dari Palu menuju Jakarta, Kamis (22/4) malam, seusai kunjungan kerja sebagai Ketua Umum PMI di Poso dan Palu.

Menurut Kalla, pemerintah juga harus melakukan tender ulang agar mendapatkan biaya investasi yang murah dalam pembangunan kilang.

Kalla mengingatkan pemerintah agar tak mengulangi kesalahan sama saat terjadi kekosongan gas di Pupuk Iskandar Muda (Aceh) dan Proyek Tangguh di Papua. ”Memang kita bisa ekspor gas alam, tetapi industri pupuk kita tak bisa berproduksi. Jangan seperti pepatah ayam mati di lubuk pangan,” kata dia.

Kalla menuturkan, beberapa waktu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui keinginannya agar hasil Donggi-Senoro tidak diekspor. ”Diharapkan pemerintah konsisten,” ujar dia.

Diakui, ekspor gas akan menghasilkan devisa, tetapi tidak sebanding dengan beban APBN untuk membayar subsidi listrik akibat menggunakan diesel dan tidak adanya pupuk karena industri pupuk kekurangan pasokan gas. ”Kalau mau diekspor dengan harga 6 dollar AS per MMBTU dan industri dalam negeri ditawarkan harga yang sama, juga tidak ada persoalan,” ujar dia.

Menurut Kalla, PT PLN siap membeli gas dengan harga 5-6 dollar AS. ”PT Pertamina tetap untung sekalipun harga yang dijualnya pas-pasan, misalnya 5 dollar AS per MMBTU. Sebab, pemerintah menyubsidi meskipun tidak besar karena pemerintah juga menerima bagi hasilnya. Ibarat kantong kiri dan kantong kanan,” jelas Kalla.

Menanggapi janji pengelola Proyek Donggi-Senoro, seperempat produksi gas alamnya dialokasikan ke industri pupuk di Sulteng, Kalla menyatakan, janji itu harus dipertegas. ”Sulteng sebagai penghasil gas alam dari proyek itu harus memiliki industri pupuk yang berkembang. Juga industri di Jawa dan sentra industri lain,” kata dia. (har)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perilaku Petugas Penagihan 'Fintech Lending' Paling Banyak Diadukan Masyarakat

Perilaku Petugas Penagihan "Fintech Lending" Paling Banyak Diadukan Masyarakat

Whats New
Imbas Kasus Kekerasan, Kemenhub Tidak Buka Penerimaan Taruna Baru STIP Jakarta Tahun Ini

Imbas Kasus Kekerasan, Kemenhub Tidak Buka Penerimaan Taruna Baru STIP Jakarta Tahun Ini

Whats New
Sri Mulyani Lagi-lagi Bertemu Pimpinan Bea Cukai, Bahas Keluhan Masyarakat

Sri Mulyani Lagi-lagi Bertemu Pimpinan Bea Cukai, Bahas Keluhan Masyarakat

Whats New
Mengapa Malaysia dan Singapura Hambat Industri Semikonduktor Indonesia?

Mengapa Malaysia dan Singapura Hambat Industri Semikonduktor Indonesia?

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Bagaimana Cara Cek Kelaikan Bus yang Mau Ditumpangi? Simak di Sini

Bagaimana Cara Cek Kelaikan Bus yang Mau Ditumpangi? Simak di Sini

Spend Smart
Turun, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari ini 14 Mei 2024

Turun, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari ini 14 Mei 2024

Spend Smart
Kasus Gagal Bayar TaniFund, OJK Temukan Dugaan Pelanggaran Pidana

Kasus Gagal Bayar TaniFund, OJK Temukan Dugaan Pelanggaran Pidana

Whats New
IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Masih Melemah

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Masih Melemah

Whats New
KAI Operasikan 4 Kereta Api Tambahan pada 12-31 Mei 2024, Simak Daftarnya

KAI Operasikan 4 Kereta Api Tambahan pada 12-31 Mei 2024, Simak Daftarnya

Whats New
Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?

Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?

Whats New
Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Menparekraf: Bukan Representasi Ramah-tamah Kita

Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Menparekraf: Bukan Representasi Ramah-tamah Kita

Whats New
Pendaftaran Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dibuka 15 Mei 2024

Pendaftaran Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dibuka 15 Mei 2024

Whats New
IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang 'Dikuliti' Warganet

Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang "Dikuliti" Warganet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com