Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diburu, Rupiah Menguat di Bawah Rp 9.000

Kompas.com - 26/04/2010, 09:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (26/4/2010) pagi, menembus angka Rp 9.000 per dollar AS, terpicu oleh aksi beli pelaku pasar terhadap rupiah menyusul membaiknya bursa regional akibat menguatnya saham-saham di Amerika Serikat.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 19 poin menjadi Rp 8.991-Rp 9.000 per dollar AS dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu Rp 9.010-Rp 9.025.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Senin, mengatakan, kenaikan rupiah yang menembus angka Rp 9.000 sudah diduga sebelumnya karena arus dana asing yang masuk terus meningkat.
    
Rupiah, menurut dia, akan kembali menguat pada sesi berikutnya karena faktor positif, maka rupiah cenderung makin menguat yang didukung pula oleh membaiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah meliwati angka 2.900 poin. "Kenaikan rupiah itu juga menunjukkan faktor ekonomi makro Indonesia semakin baik," ujarnya.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Asia terus membaik, didukung oleh tingginya pertumbuhan ekonomi China dan India dan akan memicu ekonomi Indonesia terus meningkat. "Indonesia dinilai merupakan negara yang pertumbuhannya terus meningkat yang memicu investor asing terus menempatkan dananya di pasar domestik," katanya.
    
Karena itu, peluang rupiah untuk kembali menguat hingga menjauhi level 9.000 cukup besar karena kuatnya faktor positif pasar. "Selain itu, apabila Bank Indonesia (BI) tidak masuk pasar melakukan intervensi, rupiah sebenanrya sudah dapat mendekati angka Rp 8.500 per dollar AS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Integrasi dan Agregasi, Kunci Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi

Integrasi dan Agregasi, Kunci Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi

Whats New
Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Airlangga: Belum Pernah Dibahas

Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Airlangga: Belum Pernah Dibahas

Whats New
Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Whats New
BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

Whats New
InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com