Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Perkasa, Barang Ekspor "Keok"

Kompas.com - 26/04/2010, 14:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penguatan mata uang rupiah terhadap dollar AS dikhawatirkan bakal mengancam daya saing barang ekspor Indonesia dengan produk luar. Hal itu juga akan berpengaruh pada target pertumbuhan ekonomi karena kontribusi ekspor semakin kecil.

"Kalau kurs kita kuat sekali, barang domestik yang dijual di luar akan semakin mahal. Sementara kita harus masih bersaing dengan negara lain yang kursnya tidak menguat seperti kita," ujar Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Syahrial Loetan di kantornya, Senin (26/4/2010).

Dia mengatakan, menguatnya rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini dipengaruhi oleh derasnya arus modal asing yang masuk ke dalam negeri. Para investor yang sebelumnya melirik Amerika dan Eropa kini lebih memilih pasar di Asia karena lebih menguntungkan.

"Amerika kan masih bergejolak, begitu pula Eropa yang belum terlepas dari krisis," ujarnya.

Di sisi lain, Indonesia juga mendapat limpahan dana segar dari investor yang sebelumnya melirik Thailand. Ini disebabkan oleh krisis yang kini didera oleh Thailand. "Kondisinya sama ketika saat kita rusuh pada 1998 lalu, yang menikmati negara-negara tetangga kita," tuturnya.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada pagi ini sempat menembus angka Rp 9.000 per dollar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ini menguat 19 poin menjadi Rp 8.991-Rp 9.000 per dollar AS dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu Rp 9.010-Rp 9.025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com