Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media 'Online' Tak Akan Gantikan Cetak

Kompas.com - 26/05/2010, 12:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak dapat dimungkiri, pesatnya perkembangan teknologi mendorong media massa tradisional untuk memikirkan konvergensi. Meski begitu, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan Pembangunan Ignatius Haryanto mengatakan, perkembangan media online tak akan mematikan media cetak.

"Munculnya teknologi media baru tidak membuat media mati, tetapi mereka menyesuaikan diri," tuturnya dalam Gathering Kompas 100 bertajuk "Konvergensi Media" di XXI Lounge Plaza Senayan, Rabu (26/5/2010).

Hari mencontohkan beberapa buku yang sudah hadir sejak lima abad yang lalu. Menurut dia, hingga hari ini buku masih dibutuhkan oleh masyarakat meski teknologi internet sudah berkembang pesat. Bahkan disediakan gratis di beberapa titik wilayah di perkotaan pada umumnya. Oleh karena itu, Hari mengaku dirinya yakin industri surat kabar cetak masih akan terus berkembang.

Menurut Hari, keunggulan media cetak memang terletak pada wujudnya yang nyata. Selain itu, sifat beritanya lebih komprehensif. Jika media online menampilkan perkembangan terbaru dari berita, tetapi kadang sering kehilangan konteks berita, versi cetak menunjukkan liputan yang diketahui konteks, akurasi, dan kelengkapan narasumbernya. Kedua media tentu dapat saling melengkapi satu sama lain, bahkan dalam soal iklan sekalipun.

Wakil Direktur Bisnis Kompas Edi Taslim pun mengakui hal serupa. Menurut dia, media online tak akan bisa menggantikan media cetak selama keduanya dimanfaatkan dengan efektif dan efisien. Saat ini, pembaca Kompas e-paper mencapai 196.023 orang. Menariknya, 65 persen dari total pembaca e-paper tidak membaca Kompas versi cetak. Pembaca e-paper ini berumur 25 tahun ke bawah.

"Mereka memang tidak membaca koran, tetapi internet. Kita happy dengan survei ini karena ada tambahan pembaca Kompas," ungkapnya.

Sementara itu, Hari menambahkan, perkembangan media online di Indonesia juga masih terbentur dengan persoalan infrastruktur internet, terutama untuk daerah. Potret akses internet memang masih didominasi di kota-kota besar. "Di perkotaan, aksesnya bagus. Bahkan ada yang digratiskan. Tetapi Indonesia bukan hanya Jawa. Problemnya infrastruktur. Ini problem yang kita hadapi. Akses belum merata," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com