Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majalengka Keluar dari Mitos?

Kompas.com - 07/06/2010, 16:31 WIB

Oleh DADANG KUSNANDAR

Bincang Majalengka sudah pasti akan merujuk ke sejumlah kisah dari kerajaan/padepokan dengan ciri khusus, semisal tautan dengan wilayah lain. Untuk lepas dari kekuatan mitologi yang membingkai sejarah Majalengka, perlu direkatkan fakta komprehensif bersama hipotesis yang mendukungnya.

Diperlukan penelusuran sejarah Majalengka dan pencarian jejaknya sehingga hasilnya dapat dipahami secara logis dan tidak terkurung semata-mata oleh mitos atau warna magis.

Upaya Majalengka yang direspons pemerintah setempat menjadi penting lantaran pada 7 Juni 2010 usia Majalengka diterakan pada angka 520 tahun. Benarkah? Inilah yang lantas membentuk tim penelusuran sejarah Majalengka dengan ketua sejarawan Universitas Padjadjaran, Nina Lubis.

Dunia yang rasional memang tak mampu menghindar dari dunia irasional. Namun, jika terpaku pada irasionalitas, tidak akan ada sejarah yang dapat diterima sebagai kajian serta sajian yang logis dengan unsur pendukung penting metode ilmiah. Begitulah seharusnya sejarah mengedepankan kekuatan logika.

Buah maja tiba-tiba langka. Kabar mitologi menyebutkan, Nyi Rambut Kasih dari Kerajaan Sindang Kasih jatuh cinta kepada Pangeran Muhammad (keturunan Pangeran Panjunan). Pangeran Muhammad yang bertugas menyebarkan agama Islam ke Majalengka pun akhirnya menjadi bagian integral dari sejarah Majalengka. Tak pelak penyebutan majae langka berakhir pada kata majalengka.

Talagamanggung

Kisah ini tentu saja tidak sepenuhnya diterima masyarakat, terlebih budayawan dan sejarawan yang mengedepankan fakta. Hal itu berbeda dengan Kerajaan Talagamanggung yang berawal dari sebuah padepokan di Desa Banjaran. Lingkung alam yang sejuk dan telaga kecil dengan air jernihnya memungkinkan Talagamanggung menarik minat pendatang, entah untuk berguru, berniaga, atau memulai kehidupan baru.

Pendatang tak cuma dari Jawa, bahkan Campa (kini Kamboja) dan Thailand. Kerajaan Talagamanggung pada mulanya adalah padepokan di Gunung Bitung Talaga, didirikan oleh Rakaian Sudayasa pada abad ke-13 dengan penerusnya Dewa Niskala. Manuskrip lama Siksa Kandang Karsiyan (586 Masehi) menuliskan keberadaan Kerajaan Talagamanggung.

Kerajaan Talagamanggung diambil dari nama Prabu Talagamanggung yang juga dikenal sebagai Mundingsae Ageng dengan penanda tahun 1292 Masehi. Prabu Talagamanggung mempunyai keturunan, Putri Simbar Kencana dan Raden Panglurah. Raden Panglurah tidak berminat pada politik. Ia memilih kehidupan begawan, sedangkan Simbar Kencana tertarik pada tata kelola pemerintah.

Maka, keturunannya kelak (setelah Simbar Kencana menikah dengan Raden Kusumalaya), yakni Ratu Sunyalarang (Ratu Parung), menikah dengan Raden Ranggamantri dari Kerajaan Pajajaran. Pernikahan dengan mas kawin seperangkat gamelan, baju anti peluru, ukiran, uang blendong, keris, dan tombak itu pun memperkaya aset Kerajaan Talagamanggung.

Talaga dan Sindang Kasih

Kerajaan Talagamanggung ngahiyang (mengilang/sirna). Sastra lisan Majalengka menerangkan kedatangan seorang pangeran dari Lampung yang dinamai Palembang Gunung. Pangeran itu hendak mengabdi di kerajaan. Lantaran cerdas dan tampan serta pandai mengorganisasi, Palembang Gunung menikah dengan Putri Simbar Kencana, lantas menjadi mahapatih kerajaan.

Cerita rakyat menyebut pada suatu masa terjadinya huru-hara dengan target kudeta menurunkan Prabu Talagamanggung. Pemberontakan yang dipimpin Citrasinga itu pun berhasil membinasakan Prabu Talagamanggung dengan senjata cis, sejenis kujang. Menurut kepercayaan masyarakat Talaga, kematian Prabu Talagamanggung itu menimbulkan tenggelamnya kerajaan. Berdasarkan cerita rakyat, tokoh di balik huru-hara itu tidak lain adalah Pangeran Palembang Gunung.

Merunut paparan Teja Sukmana, budayawan Majalengka, ada makam Raden Arya Saringsingan di Banjaran, makam Raden Ranggamantri di Sanghiang, makam Ratu Sunyalarang di Cikiray, serta makam Raden Sacanata di Desa Argasari. Termasuk pula makam Sunan Wanaperih di Kagok. Namun, bagi Ibrahim Sumadinata (78), penelusuran sejarah Majalengka lebih pas apabila merujuk pada keberadaan Nyi Rambut Kasih di Kerajaan Sindang Kasih.

"Talaga itu kalah oleh Islam dari Cirebon, sedangkan Nyi Rambut Kasih tidak. Islam diterima dengan damai. Bahkan Pangeran Muhammad menjadi suaminya," ujar Ibrahim. Sindang kasih, menurut dia, ditaut dari kata candrasengkala. Candrasengkala berarti 1412 dan bila diubah ke tahun Masehi menjadi 1490. Maka, tahun 1490 itulah tahun kelahiran Majalengka.

Candrasengkala sendiri merupakan khazanah budaya di Kerajaan Mataram. Tahun 1490 juga merupakan tahun kedatangan Pangeran Muhammad dari Cirebon bersama istrinya, Siti Amrillah. Keduanya menyebarkan Islam di Majalengka. Majalengka menganut Islam lebih dulu sebelum Rajagaluh. Wilayah Kerajaan Sindang Kasih terbentang dari Cilutung (Sumedang) hingga Gunung Kromong (Ciwaringin).

Sejarah harus memuat unsur heroisme dan patriotisme. Sebab, sejarah merupakan penentu arah masa depan bangsa. Dengan demikian, jangan mewariskan sejarah yang tidak benar. Hal ini juga dapat ditaut dengan kisah islamisasi Talaga oleh Sunan Gunungjati dari Cirebon. Raden Ranggamantri yang menikah dengan Ratu Simbar Kencana, setelah memeluk Islam, mendapatkan gelar Pucuk Umun. Itu merupakan gelar kehormatan dari Sunan Gunungjati yang berarti perintis pemula.

Pertanyaan yang mengemuka, berubahkah hitungan ulang tahun Majalengka bila tim penelusur sejarah berhasil mengungkap fakta sejarah Majalengka? Semakin tua atau muda?

DADANG KUSNANDAR Penulis Lepas, Tinggal di Cirebon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com