Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Plastik Jadi Tas Sayang Lingkungan

Kompas.com - 20/06/2010, 09:31 WIB

Oleh ASWIN RIZAL HARAHAP KOMPAS.com Pemutusan hubungan kerja bukanlah kiamat bagi Ummah Daeng Ne’nang (48). Diberhentikan sebagai karyawan dari sebuah perusahaan rotan di Makassar, Sulawesi Selatan, tujuh tahun silam, justru menjadi membawa berkah baginya. Bagi Ummah, hal ini justru awal dari sebuah kehidupan yang lebih menjanjikan.

Saat itu, pada tahun 2005, terbuka jalan baginya untuk mendirikan Yayasan Peduli Pemulung. Belakangan, bersama sang suami, Abdul Rachman Nur (60), inisiatif mendirikan yayasan itu mengantarnya menekuni dunia usaha membuat tas dari sampah plastik yang digeluti teman-teman pemulung dari yayasannya.

Ide untuk membuat tas dari sampah plastik muncul ketika Ummah menonton acara keterampilan di salah satu stasiun televisi. Dalam acara tersebut, beberapa perajin memperagakan pembuatan tas memanfaatkan plastik bekas sabun cuci piring, kecap, minyak goreng, pelembut pakaian, ataupun mi instan. Ia kepincut karena doyan berketerampilan sejak kecil.

Kendati hanya bersekolah hingga kelas III SD, anak ke-2 dari tujuh bersaudara ini memiliki bakat yang paling menonjol dibandingkan dengan kakak dan adik-adiknya. Sejak usia lima tahun, Ummah mampu menganyam seperti yang sering dilakukan sang ibu. Ia pun selalu mengisi waktu luangnya saat masih bekerja di perusahaan rotan dengan menjahit baju boneka dari benang wol.

Ummah pun tidak menyia-nyiakan peluang mengolah sampah plastik itu. Ia meminta para pemulung yang menjadi anggota yayasannya untuk memasok sampah tersebut. Iming-iming upah Rp 3.000 per kilogram (kg) ternyata mampu menarik minat pemulung yang selama ini menganggap sebelah mata sampah plastik.

”Hal ini juga berdampak positif terhadap kondisi lingkungan karena sampah plastik sulit dimusnahkan,” tutur Ummah yang tinggal di Jalan Batua Raya XIV Nomor 12, Makassar, Senin, pertengahan Mei 2010.

Ia dan sang suami pun sepakat melabeli produk mereka, ”tas sayang lingkungan”, sesuai tujuan awal keduanya untuk berperan serta menjaga kelestarian lingkungan ketimbang mencari keuntungan dari penjualan tas.

Ummah kemudian menggaet beberapa tetangga untuk mencuci sampah plastik yang menumpuk di depan rumahnya. Untuk 1 kg sampah plastik yang dicuci, Ummah mengupah mereka Rp 2.000 per orang. Sampah plastik yang sudah kering lantas dijahit menggunakan mesin jahit yang dibeli Ummah dari uang hasil patungan dengan sang suami.

Demi kelangsungan pembuatan tas ini, Ummah menyulap rumah tipe 36 milik keluarganya menjadi tempat tinggal sekaligus kantor yayasan dan tempat produksi tas. Salah satu kamar tidur berukuran 3 x 4 meter persegi dijadikan Ummah tempat menjahit tas. Dalam pembuatan tas, Ummah dibantu dua perempuan mantan pemulung yang telah diajarkan menjahit.

Pada mulanya, Ummah membuat tas sekolah dan tas jinjing yang dijual seharga Rp 40.000 per buah. Dalam sebulan ia berhasil menjual sedikitnya 50 tas. Hal itu berkat kegigihan Ummah berkeliling instansi pemerintah ataupun permukiman untuk menawarkan tas buatannya. Kala itu, omzet yang berhasil diraih Ummah antara Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per bulan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

    Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

    Whats New
    [POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

    [POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

    Whats New
    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

    Spend Smart
    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

    Spend Smart
    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

    Spend Smart
    Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

    Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

    Whats New
    Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

    Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

    Whats New
    Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

    Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

    Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

    Whats New
    Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

    Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

    Whats New
    Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

    Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

    Whats New
    Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

    Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

    Whats New
    Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

    Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

    Whats New
    Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

    Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com