Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyambel 5.000 Kagak Nampol!

Kompas.com - 28/06/2010, 13:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — "Amit-amit dah, uang 5.000 buat nyambel, kagak nampol!" Itulah pengakuan alami seorang ibu rumah tangga, Sumina, saat ditanya mengenai dampak kenaikan harga bahan-bahan makanan dan bumbu yang melambung tinggi.

Ia berkisah, dengan uang Rp 5.000, ia kini tak bisa lagi membuat sambal pedas. Maklum saja, harga cabai merah saat ini mencapai Rp 40.000 per kilogram. Pedagang pun tak bisa melayani pembelian cabai hanya seribu atau dua ribu rupiah. "Beli baru boleh satu ons, empat ribu perak. Dulu, saya beli dua ribu udah campur (cabai) merah ama rawit. Cukup pedesnya itu," kata dia, Senin (28/6/2010), saat berbelanja di Pasar Palmerah, Jakarta.

Sebelumnya, lanjut Sumina, dengan uang Rp 5.000, ia bisa membeli cabai berikut bawang merah, bawang putih, dan tomat. "Sekarang kagak dapet, sisa seribu kagak bisa beli bawang ama tomat," ujarnya dengan logat Betawi yang khas.

Harga satu kilogram bawang merah saat ini di kisaran Rp 15.000 dari harga normal Rp 8.000-Rp 10.000. Begitu juga dengan bawang putih, yang mencapai Rp 25.000 per kilogram. Padahal, normalnya sekitar Rp 8.000 per kilogram. "Pusing dah sekarang. Mana di rumah, kalo makan kagak ada pedes-pedesnya kagak enak," kata Sumina lagi.

Lalu, bagaimana menyiasatinya? "Ah, saya bodo. Beli rawit semua. Sakit perut, sakit perut dah. Daripada makan kagak pedes," ujarnya berapi-api.

Melambungnya harga-harga sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Menurut para pedagang, hal itu diakibatkan hujan yang masih terus mengguyur sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen dan stok barang menjadi sedikit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com