Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Obat Herbal Hadapi Kendala

Kompas.com - 05/07/2010, 16:58 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pengembangan obat herbal di Indonesia masih menghadapi kendala sehingga potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

"Kendala itu di antaranya sampai saat ini belum ada fasilitasi yang memudahkan pengembangan obat herbal secara optimal antara dunia keilmuan (akademisi) dengan industri dan masyarakat," kata peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dr Triana Hertiani, di sela-sela "International Workshop Development of Phytochemicals into Commercial Pharmaceutical Products" di Yogyakarta, Senin (5/7/2010).

Padahal, menurut dia, di era pasar bebas seperti saat ini, harmonisasi obat herbal di tingkat ASEAN mutlak dilakukan. "Hal itu harus dilakukan Indonesia jika tidak ingin ketinggalan dan kalah bersaing dengan produk herbal dari luar negeri yang sudah bebas keluar masuk di negeri ini," kata Koordinator Program Magister Sains dan Teknologi Fakultas Farmasi UGM itu.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi UGM Prof Subagus Wahyuono mengatakan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan obat herbal.

Menurut dia, beberapa hal penting itu, antara lain, teknologi untuk bisa memperbanyak senyawa aktif dan template (kerangka) dari senyawa aktif agar bisa diperoleh dalam jumlah besar.

"Teknologi untuk bisa memperbanyak senyawa aktif dan template senyawa aktif itu yang sebenarnya cukup penting dikembangkan," katanya.

Ia mengatakan, tanaman herbal di Indonesia melimpah, tetapi senyawa aktif yang bisa dihasilkan relatif sedikit. Misalnya, dari satu kilogram bahan tanaman obat hanya bisa diperoleh sekitar 1 miligram senyawa aktif yang bisa dimanfaatkan dengan optimal.

"Berkaitan dengan hal itu, pengembangan obat herbal melalui bioteknologi bisa dijadikan salah satu solusi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup 'Hijau'

Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup "Hijau"

Whats New
Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Whats New
Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com