Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ful Bukan Sosok Meledak-ledak

Kompas.com - 26/07/2010, 15:16 WIB

KOMPAS.com — Syaiful yang saya kenal adalah pribadi yang sangat santun. Sebagai wartawan, dia tentu saja kritis terhadap berbagai persoalan di bumi Kalimantan. Akan tetapi, reportasenya umumnya datar-datar saja, tenang mengalir seperti pribadinya.

Rasanya tak ada tulisannya yang meledak-ledak yang menyinggung atau menyakiti hati orang atau narasumber. Karena itu, saya agak terkaget-kaget ketika seorang jurnalis situs online menelepon dan menanyakan tentang dugaan-dugaan atau informasi yang berkembang bahwa ada kemungkinan Ful—begitu kami di Kompas memanggilnya—diracun atau dibunuh.

Sampai saat ini memang belum ada kepastian mengenai penyebab kematian Ful. Jenazahnya masih disemayamkan di RS Bhayangkara Balikpapan, menunggu untuk diotopsi.

Pihak keluarga, terutama istrinya, memang masih dalam perjalanan ke Balikpapan dari Banjarmasin. Akan tetapi, istrinya sudah menyetujui untuk diotopsi sehingga pukul 16.00 WIT atau 15.00 WIB ini otopsi akan dilakukan. Diharapkan, hasil otopsi akan bisa mengungkap penyebab kematiannya.

Informasi yang didapat Kompas.com menyebutkan, Ful ditemukan meninggal di rumah dinas Kepala Biro Kompas di Balikpapan Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (26/7/2010) pagi tadi. "Waktu ditemukan Ful masih memegang remote TV. Mulutnya berbusa dan wajahnya sudah membiru. Tapi tidak ada lebam-lebam bekas penganiayaan," kata Benny, sahabat karib Ful sejak masih menjadi reporter di Samarinda.

Benny adalah orang pertama yang dihubungi istri Ful, Ina, pagi tadi. "Ina dari semalam menghubungi Ful ke HP maupun telepon rumah, tapi tidak pernah diangkat," katanya.

Pagi tadi, kata Benny, Ina kembali menghubungi Ful, tetapi berkali-kali pula tidak diangkat. "Sekitar jam delapan akhirnya nelepon saya, minta tolong dilihatin ke rumahnya," kata Benny.

Karena Benny tinggal di Samarinda, dia akhirnya minta tolong seorang temannya yang tinggal di Balikpapan yang juga sering liputan bareng Ful. "Ternyata sobat kita itu sudah meninggal," kata Benny.

Mengenai kondisi jenazah, Benny yang kini sudah di RS Bhayangkara menyatakan tidak ada yang mencurigakan. "Mungkin kena serangan jantung mendadak lalu mencoba melawan dengan menggenggam rapat-rapat remote TV," katanya.

Benny, yang kenal betul siapa Ful, juga tak yakin kalau ada tindak pidana dalam kematian sahabat baiknya itu. Meski begitu, Benny juga menyerahkan sepenuhnya kepada polisi kalau akan diproses secara hukum. "Biar semuanya terang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com