Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FUL, Kok Begitu Cepat Pergi...

Kompas.com - 26/07/2010, 19:00 WIB

KOMPAS.com Sabtu (24/7/2010) sore, beberapa saat setelah saya membuka Facebook, tiba-tiba saya mendapatkan kiriman dari seorang teman. Setelah dibuka, ternyata pengirimnya M Syaifullah, sahabat saya yang tinggal di Balikpapan, Kalimatan Timur.

Mula-mula, FUL, begitu kami menyapanya di Kompas, menanyakan posisi saya: apakah sedang di Palembang atau Jakarta? Saya kemudian menjawab, “Saya sedang di Palembang”. Saya kemudian menanyakan posisi dia: apakah di Balikpapan atau Banjarmasin? Dia balik menerangkan bahwa dirinya sedang di Balikpapan.

Setelah itu, FUL bertanya lagi, apakah saya sedang di kantor atau di rumah? Saya lalu mengabarkan bahwa saya sedang sendirian di rumah. FUL kemudian membalas, “Sama dong. Kita sama-sama jomblo dan jablai (jarang dibelai)”. Saya pun mengirim pesan dengan mengatakan: “Iya, beginilah nasib kita. Sama-sama jauh dari keluarga”. (Keluarga FUL tinggal di Banjarmasin, sedangkan keluarga saya tinggal di Jakarta).

Selepas itu, kami pun bercerita beberapa saat tentang urusan internal karyawan Kompas. Di akhir chating, dia menyampaikan proficiat atas terpilihnya Sumatera Selatan sebagai tuan rumah Sea Games 2011.

Dia sempat menganjurkan agar dibuat suatu liputan menarik terkait pesta olahraga masyarakat Asia Tenggara tersebut di Palembang. Saya mengatakan, “Usulan menarik itu pasti diperhatian. Thanks”.

Setelah saya mengirimkan pesan tersebut, FUL tak lagi membalas. Informasi yang muncul di Facebook saya menerangkan, sahabat tersebut telah mematikan akun Facebook-nya. Kejadian ini sebetulnya aneh bagi saya sebab pengalaman selama ini, kalau chatting dengan FUL, dia pasti pamit kalau hendak mematikan akunnya.

Sekitar satu jam saya menunggu balasan pesan lagi dari FUL, tetapi ternyata yang ditunggu itu tidak datang juga sehingga saya pun memutuskan mematikan internet. Namun, sungguh mengagetkan ketika pada Senin (26/7/2010) pagi, saya mendapatkan kabar, temanku FUL telah pergi untuk selamanya. Padahal, saat chatting itu, dia sama sekali tidak menyinggung tentang kondisi kesehatannya.

***

Saya mengenal FUL sejak tahun 1997 ketika masih sama-sama bertugas sebagai wartawan Kompas di Kalimantan. Dia tugas di Samarinda, sedangkan saya di Pontianak. Bahkan, ketika pada Oktober 2001, saya pindah ke Jakarta, dia pula yang menggantikan saya di Pontianak.

Selama berkali-kali bertemu dengannya, FUL selalu menampakkan sikap yang sangat santun dan rendah hati. Nada suaranya pun tenang dan pelan. Beberapa kali kami mencoba memancing dia agar memperlihatkan emosi dan amarahnya, sikap itu begitu sulit ditampakkan Syaifullah.

“Syaifullah itu termasuk orang yang tidak tahu marah. Orang ini terlalu santun dan baik hati. Sulit bagi kita untuk mendapatkan kepribadian seperti dia pada wartawan kebanyakan saat ini,” kata Dismas Aju, wartawan surat kabar nasional di Pontianak.

Namun, kini semuanya telah terjadi. Sang Maha Kuasa telah memanggilnya untuk pergi mendahului kita. Semoga FUL mendapatkan tempat terbaik di sisi-NYA. Selamat jalan kawan.... (JANNES EUDES WAWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com