Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkitnya Juragan Kompor Minyak Tanah

Kompas.com - 31/07/2010, 03:21 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Musibah ternyata masih bisa membawa berkah. Setidaknya itulah yang dirasakan Ade Rusnadi (50), perajin kompor minyak tanah dari Kampung Kelapa Dua, Desa/Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sejak banyaknya musibah ledakan gas elpiji, usahanya yang sempat terhenti sekitar 18 bulan kini bangkit lagi.

"Sejak beberapa minggu terakhir ini, pesanan kompor minyak tanah mulai berdatangan lagi. Padahal saya sudah menghentikan usaha ini sekitar 18 bulan lalu karena kehabisan order," ujar Ade saat ditemui di rumah produksinya, Jumat (30/7/2010).

Kini, juragan kompor yang bangkit lagi itu bisa membikin 10 hingga 15 kompor sehari, tergantung banyaknya pesanan.

Tetapi, harganya sudah beda dengan dulu yang cuma Rp 50.000 per kompor. Kini, ia menjualnya Rp 75.000 karena tenaga kerja maupun bahan bakunya masih langka. Namun, menurut Ade, mahalnya harga itu tidak menambah keuntungannya.

Di sisi lain, para pemesan juga tidak mempermasalahkan harga. Mereka malah merasa harga tersebut tergolong murah ketimbang peralatan kompor gas.

"Harga minyak tanah sekitar Rp 8.000 per liter. Tapi mungkin demi merasa aman, mereka mencoba kembali ke kompor," katanya.

Namun begitu, Ade belum berani jor-joran memproduksi kompor karena khawatir tidak laku. Ia hanya membuat sesuai order.

"Karena order masih terbatas, saya mengerjakannya dengan anak perempuan saya. Belum berani mengangkat buruh baru karena khawatir ordernya anjlok lagi. Kita lihat saja dulu bagaimana perkembangan pasarnya," kata Ade.

Ade merintis usaha kompor minyak tanah sejak 1974. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal tapi juga luar kota termasuk Bandung, Jakarta dan luar Pulau Jawa. Tapi seiring dengan masuknya program konversi minyak tanah ke gas, usahanya pun gulung tikar.

Ade pun berupaya menutupi kebutuhan rumah tangganya dengan berbagai macam usaha yang hasilnya tak seberapa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com