Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dan, Kopi Luwak Pun Tambah Laris

Kompas.com - 02/08/2010, 08:16 WIB

LIWA, KOMPAS.com — Diskusi panjang tentang halal atau haramnya kopi luwak menguntungkan pedagang komoditas tersebut. Penjualan kopi luak di Kabupaten Lampung Barat meningkat hingga 30 persen meski harganya termasuk mahal, yakni  Rp 200.000-Rp 750.000 per kilogram.      "Belakangan ini masyarakat luas semakin ingin tahu bagaimana rasa kopi luak sesungguhnya sehingga penjualannya meningkat," kata pedagang kopi luwak Wahyudi Santoso di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit Lampung Barat, sekitar 278 km sebelah barat Bandar Lampung, Senin (2/8/2010).      Ia mengatakan, kenaikan penjualan kopi luak itu sangat menguntungkan para petani. Minat tinggi masyarakat terhadap jenis kopi itu juga terlihat pada Pameran Pembangunan Lampung yang dilaksanakan di Bandar Lampung mulai Juli.     "Respons masyarakat luas terlihat di pelaksanaan Lampung Fair itu. Mereka menggali lebih jauh tentang kopi luak, baik peternakan, pembudidayaan, hingga proses menjadi kopi bubuk," katanya.     Ia menyebutkan, dirinya dalam pameran pembangunan itu mampu menjual 70 kg kopi bubuk luak. Kopi luak asal Kabupaten Lampung Barat memiliki mutu tinggi sehingga permintaan komoditas itu cenderung naik dari tahun ke tahun.     Ekspor kopi luak Lampung Barat terbesar dikirim ke Korea Selatan dan Taiwan. Harga kopi bubuk luak kualitas ekspor mencapai Rp 750.000/kg, sedangkan harga kopi luwak glondong atau yang masih berbentuk bulatan mencapai Rp 200.000/kg.      Sebelumnya Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mengatakan, kualitas kopi luak Lampung Barat termasuk yang paling baik di Indonesia.      "Produksi kopi luak dari Lampung Barat berani bersaing dengan wilayah lain di Indonesia. Pengolahan biji kopi luak menjadi kopi bubuk juga tetap memperhatikan mutu," katanya. Berkaitan itu, ia mengatakan kopi luak menjadi komoditas unggulan Lampung Barat.      Ia juga meminta petani untuk mempertahankan mutu kopinya. "Petani kopi harus pintar untuk menangkap peluang yang ada dan kopi luak ini menjadi peluang yang baik untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan," katanya.      Sementara itu, harga kopi bubuk di Lampung Barat pada akhir Juli lalu Rp 12.700 hingga Rp 13.000/kg. Sedangkan harga komoditas biji kopi kering di tingkat petani Kabupaten Lampung Selatan masih bertahan pada Rp 13.000/kg.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com