Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bankir: BI Tak Akan Buru-buru Redenominasi

Kompas.com - 04/08/2010, 07:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para bankir menilai, Bank Indonesia tak akan gegabah menerapkan redenominasi rupiah. Meski sebagian pihak menilai ide redenominasi terlalu dini dan disampaikan tanpa konsep dan kerangka implementasi yang rinci.

Managing Director Treasury & Financial Institution Asset Management PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) Thomas Arifin yakin BI akan melakukan sosialisasi. "Masyarakat jangan panik," katanya, kepada KONTAN, Selasa (3/8/2010).

Presiden Direktur Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Subarjo Joyosumarto malah menilai redenominasi rupiah adalah ide bagus. Dia mencontohkan beberapa negara, seperti Malta, Siprus, dan Irlandia yang melakukan redenominasi meski dengan alasan penyatuan mata uang Uni Eropa.

"Contoh lain di Turki. Sekarang ekonomi jadi efisien, administrasi perbankan lebih simpel, harga-harga dalam nominal yang lebih kecil, dompet lebih ringan, percetakan uang lebih efisien," papar Subarjo.

Thomas menambahkan, ada dua fungsi redenominasi. Redenominasi yang dilakukan saat inflasi sangat tinggi sehingga bisa menjadi instrumen mengendalikan inflasi. Lainnya, redenominasi untuk menyederhanakan transaksi.

Redenominasi memang membutuhkan waktu dan sosialisasi yang cukup lama. Turki mempersiapkan mulai tahun 1994 dan pelaksanaannya baru 2005. Redenominasi, lanjut Thomas, membuat ekonomi Turki lebih stabil dan berhasil menekan inflasi menjadi single digit. Juga membuat nilai tukar lira Turki lebih stabil terhadap euro.

Untuk Indonesia, mungkin bisa sukses karena inflasi relatif stabil dan rendah. Sebagai informasi, saat ini rupiah adalah mata uang yang memiliki pecahan terbesar kedua di dunia, yakni Rp 100.000. Di atasnya ada Vietnam dengan pecahan 500.000 dong.

Cuma, Wakil Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengingatkan, BI harus ingat pentingnya monitoring terhadap inflasi. "Harus lebih ketat setelah redenominasi dilakukan. Memang, penerapannya positif. Misalnya untuk menghemat storage komputer," tutur Jahja. (Andri Indradie/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Whats New
    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Whats New
    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Whats New
    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Whats New
    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com