WISNU AJI DEWABRATA
Waktu itu, pempek udang Cek Lina laris manis. Meskipun Palembang adalah sarangnya pedagang pempek, pempek udang di Palembang sangat langka. Kebanyakan pempek yang dijual di Palembang, Sumsel, dibuat dari campuran tepung dan ikan gabus atau ikan tenggiri.
Dilihat dari bentuknya, pempek udang dan pempek ikan sama persis. Perbedaannya, pempek ikan berwarna putih, sedangkan pempek udang berwarna kemerahan. Begitu digigit, rasa udang yang gurih sangat terasa.
Menurut Cek Lina, pempek udang merupakan makanan sehari-hari warga Sungsang. Cek Lina tinggal di Desa Sungsang I, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Sungsang terletak di muara Sungai Musi, sekitar 80 kilometer dari Palembang.
Di Sungsang yang merupakan desa nelayan, pasokan bahan baku berupa udang segar melimpah. Itu sebabnya banyak rumah tangga di Sungsang yang memproduksi pempek udang. Namun, pempek udang buatan Sungsang jarang dipasarkan sampai ke Palembang karena jarak tempuh yang cukup lama.
Cek Lina adalah orang pertama yang berani memasarkan pempek udang ke luar dari Sungsang. Sejak memulai usaha pembuatan pempek tahun 1995, Cek Lina hanyalah pemain lokal. Artinya, ia hanya berdagang pempek di seputar Sungsang.
”Sebelum pameran ini, saya ikut pelatihan tentang manajemen UKM dari PT Pusri, Bank Sumsel-Babel (Bangka Belitung), dan dari perguruan tinggi. Setelah ikut pelatihan, muncul keinginan untuk memasarkan pempek udang ke Palembang,” ujarnya.
Cek Lina mengungkapkan, usaha pempek udang di Sungsang sulit berkembang karena banyak saingan dan pembelinya tidak banyak. Sedangkan di Palembang, prospek usaha pempek udang sangat menjanjikan karena praktis tidak ada saingan.