Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghitung Zakat Profesi

Kompas.com - 11/08/2010, 08:04 WIB

Tanya:

Ass, Saya setiap tahun selalu menghitungkan zakat suami karena suami lagi ada tugas. Selama 6 tahun ini, saya bingung kata suami dihitung setiap bulan saja 2,5 persen/gaji bruto. Tapi jadi bingungnya pas saya tanya memang perhitungan benarnya gimana malah bingung juga suami, soalnya kalau menurut teman lainnya, zakat dihitung dari tabungan yang kita punya saja. Jadi nanti menghitung zakat maal atau pendapatan, jadi bingung. Yah kalo sekarang pedomannya ikhlas. Tapi yang sebenarnya seperti apa ya? terima kasih. Wass (Ari)

Jawab: Assalaamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Teriring salam, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, amin.

Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta.

Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg, maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4.000 menjadi sebesar Rp 2.080.000.

Menurut Yusuf Qardhawi penghitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara dan keduanya dibenarkan: 1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5 persen dari penghasilan kotor secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulan, maka wajib membayar zakat sebesar: 2,5 persen x 3.000.000 = Rp 75.000 per bulan atau Rp 900.000 per tahun.

2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5 persen dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000 dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulan, maka wajib membayar zakat sebesar: 2,5 persen x (1.500.000-1.000.000)=Rp 12.500 per bulan atau Rp 150.000 per tahun.

Zakat tabungan atau simpanan Sedangkan untuk tabungan perhitungannya adalah tahunan (dihitung tiap tahun Hijriyah) atau haul. Nisabnya sebesar 85 gram emas (kira-kira 85 gram x Rp 100.000  =  Rp 8.500.000) kadar zakatnya 2,5 persen. Contoh: Ibu Nanik mempunyai tabungan di Bank Syari’ah sebesar Rp 10.000.000 dan telah tersimpan selama 1 (satu) tahun dan tidak punya utang. Maka tabungan tersebut wajib dibayarkan zakatnya karena telah mencapai nisab dan telah satu tahun. Dan perhitungan zakatnya adalah zakat maal: 2,55 x Rp10.000.000 = Rp 250.000

Wassalaamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. (Tim Dompet Dhuafa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com