Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Sapi agar Harga Stabil

Kompas.com - 16/08/2010, 03:32 WIB

Surabaya, Kompas - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, impor daging sapi atau sapi tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas harga di tingkat pengecer. Atas dasar itu, pasokan sapi harus dijamin mencukupi, berapa pun permintaan dari masyarakat.

Hatta mengungkapkan hal tersebut di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (14/8), ketika melakukan kunjungan kerja ke beberapa tempat, seperti Pasar Wonokromo, Stasiun Pasar Turi, dan Pelabuhan Tanjung Perak, untuk melihat kesiapan menjelang Idul Fitri.

Menurut Hatta, semua komoditas pangan mengalami penurunan harga, kecuali daging sapi. Pasokan daging sapi sebagian besar adalah sapi lokal, dengan harga Rp 60.000-Rp 65.000 per kilogram (kg).

”Dari segi harga, komoditas cabe menurun, beras stabil dan cenderung menurun, hanya beras premium yang naik menjadi Rp 8.000 per kg, sedangkan ayam dan telur terus turun. Kecuali daging sapi. Untuk itu, kami sedang mempertimbangkan timing (waktu yang tepat) untuk impor sapi. Yang penting, daging sapi jangan sampai kekurangan dan harga harus distabilkan,” tuturnya.

Impor perlu dilakukan jika pasokan daging sapi memang berkurang di dalam negeri dan harga jualnya terus meningkat. Dengan demikian, impor daging sapi tetap menjadi pertimbangan pemerintah, tinggal menentukan waktu yang tepat.

”Kami lihat impor sapi 2010 lebih rendah dibandingkan impor daging sapi dan sapi pada tahun 2009. Dengan catatan itu, kami ingin mendorong impor. Impor tetap harus dilakukan sebagai pelengkap jika pasokan berkurang. Khusus untuk sapi, kalau pasokan di dalam negeri tidak cukup, ya, kami harus impor,” papar Hatta.

Saat ini, izin impor sapi diberikan melalui keputusan menteri pertanian. Pada 27 Juli 2010, Menteri Pertanian menerbitkan surat keputusan tentang pengurangan jumlah sapi yang diimpor tahun 2010, sekitar 41 persen dari rencana impor.

Hitung ulang stok sapi

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia Joni Liano, Minggu (15/8) di Jakarta, mengemukakan, para pengusaha penggemukan sapi menghitung ulang volume penjualan dan stok sapi di kandang agar dapat tetap melayani kontinuitas permintaan sapi hingga akhir tahun.

Penurunan alokasi impor sapi yang mendadak menyebabkan ketidakpastian usaha terkait dengan volume dan kontinuitas pasokan sapi bagi perusahaan produsen daging dan penggemukan sapi.

”Dengan tetap menjaga kontinuitas pasokan penjualan sapi siap potong yang lebih rendah dibanding tahun 2009, stok akhir per 31 Desember 2010 diperkirakan hanya akan berada di kisaran 54.000 ekor atau 72 persen lebih rendah dari posisi 31 Desember 2009 sebesar 197.226 ekor,” katanya.

Pada posisi stok akhir tahun 2009 tersebut, utilisasi kapasitas kandang mencapai 79 persen dari total kapasitas seluruh feedloter, yakni 250.000 ekor setiap saat atau sekitar 850.000 ekor per tahun. Dengan kapasitas yang sama, estimasi posisi stok akhir tahun 2010 menjadikan utilisasi kapasitas kandang anjlok ke level 22 persen.

Hal ini tentunya memberikan kekhawatiran bagi para feedloter karena tingkat efektivitas dan efisiensi produksi akan berada pada level yang terlalu rendah dan akan memengaruhi nilai serta tingkat pengembalian investasi.

Estimasi penurunan volume impor pada periode Agustus-Desember 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 67 persen mengharuskan adanya substitusi sekitar 240.000 ekor sapi bakalan guna memenuhi permintaan, optimalisasi kapasitas kandang atau produksi, serta mengamankan posisi stok awal tahun 2011. (oin/MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com