Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bang Foke : Jangan Hanya DKI Terapkan Pajak Progresif

Kompas.com - 08/09/2010, 09:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo punya himbauan kepada pemerintah, sehubungan dengan akan dilaksanakannya pajak progresif untuk kendaraan bermotor pribadi dan badan hukum mulai 1 Januari 2011. Usai melepas peserta Mudik Bareng Honda di Jakarta, Selasa (7/9/2010), Bang Foke menceritakan panjang lebar soal kebijakan itu kepada Kompas.com.

"Saat ini saya sedang meminta kepada pemerintah agar jangan hanya DKI yang menerapkan kebijakan ini," tukasnya. Menurutnya, jika hanya DKI yang menerapkannya, para pemilik kendaraan kemudian akan mendaftarkan kendaraan kedua, ketiga dan selanjutnya di luar DKI. "Dan kemudian mereka mengoperasikannya di DKI, akibatnya persoalan kemacetan tak terpecahkan," ucap Foke.

Foke juga mengungkapkan, bahwa instrumen fiskal yang diaplikasikan untuk memecahkan persoalan perlu dilakukan bersamaan dengan kebijakan transportasi lainnya. "Intinya, kita berharap para calon konsumen kendaraan mempertimbangkan lebih lanjut sebelum ia membeli," tegasnya. "Kalau perlu jangan sampai dengan uang Rp 300 ribu sudah bisa bawa pulang motor."

Perlunya Transportasi Terjangkau Menanggapi aplikasi pajak progesif, Executive Vice President, PT Astra Honda Motor (AHM), Johannes Loman menyatakan bahwa hal itu pasti akan berdampak bagi calon konsumen sepeda motor untuk lebih memperhitungkan pembelian. "Hal ini memang bisa berpengaruh terhadap penurunan penjualan, namun soal berapa besar penurunnya, akan sangat tergantung pada seberapa progresif pajak yang diaplikasikannya," ujar Loman.

Saat ini, lanjut Loman perlu dilihat apa tujuan diterapkannya kebijakan tersebut. "Jika memang untuk menurunkan tingkat kemacetan, itu bisa jadi salah satu solusi, namun apakah itu yang paling tepat, belum tentu," tukasnya. Saat ini masyarakat masih membutuhkan sarana transportasi yang murah dan terjangkau, dan hal itu bisa didapatkan dari sepeda motor.

Hal senada dikemukakan oleh Direktur Marketing AHM, Julius Aslan. Menurutnya, penerapan pajak progresif bukan merupakan cara alami untuk menurunkan tingkat kemacetan, terutama di Jakarta. "Justru akan menimbulkan persoalan baru, misalkan penggunaan nama anggota keluarga lain, atau alamat lain di luar kota untuk membeli sepeda motor," ujarnya.

Pembenahan transportasi umum menjadi salah satu solusi tepat. "Saat transportasi umum yang aman, nyaman dan dapat diandalkan sudah bisa disediakan oleh pemerintah, secara alami pemilik kendaraan pribadi akan meninggalkan kendaraannya," tegas Julius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com