Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AXA Kian Serius Garap Indonesia

Kompas.com - 22/09/2010, 03:03 WIB

Jakarta, Kompas - Perusahaan asuransi global AXA Group kian serius berinvestasi dan menggarap pasar asuransi Indonesia. AXA terus mendorong pertumbuhan tinggi unit-unit bisnisnya dan menangkap jika ada peluang akuisisi.

”Pasar Indonesia memiliki sekitar 60 juta orang, yang bisa kami golongkan sebagai kelas menengah dengan daya beli yang kuat dan kebutuhan solusi keuangan yang kian beragam. Kami harus menggarap pasar itu,” kata Chairman dan CEO AXA Henri de Castries dalam percakapan dengan Kompas, Selasa (21/9) di Jakarta. Ia didampingi CEO AXA Indonesia Randy Lianggara.

Oleh karena itu, AXA menilai, pasar Indonesia masih sangat potensial. Ini setidaknya tampak dari kolaborasi strategisnya dengan Bank Mandiri melalui anak usahanya, AXA-Mandiri, yang mencatat kinerja fenomenal dengan pertumbuhan tinggi.

Kecuali terus mengembangkan dan meningkatkan kapasitas saluran distribusi yang sudah ada, AXA ingin menggarap bisnis baru, yakni asuransi properti.

Pendapatan premi AXA Mandiri pada semester I-2010 tercatat Rp 1 triliun, tumbuh Rp 268 miliar dibanding periode sama tahun 2009. Laba tumbuh 122 persen menjadi Rp 178,8 miliar. Aset per Juni 2010 mencapai Rp 6,9 triliun.

Kehadiran orang nomor satu institusi keuangan yang beroperasi di 57 negara itu setidaknya membuktikan komitmen AXA tersebut. ”Kami bersyukur bertemu mitra strategis di Indonesia, yakni Bank Mandiri. Ini perpaduan keahlian yang menghasilkan sinergi bisnis dan kinerja yang mengagumkan. Kami memiliki keahlian di bidang solusi keuangan, sedangkan Bank Mandiri memiliki manajemen yang baik serta jaringan luas dan kuat,” kata Henri de Castries.

Randy Liangara menambahkan, potensi pasar asuransi Indonesia masih sangat besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Penetrasi industri dalam pasar asuransi masih rendah, 2-3 persen terhadap produk domestik bruto.

Keseriusan AXA mengembangkan bisnis di Indonesia, menurut De Castries, merupakan strategi global untuk mengejar pertumbuhan tinggi dan bisnis yang menguntungkan.

Pasar di negara yang telah maju dinilai tetap menguntungkan, tetapi pertumbuhannya sudah mentok. ”Sementara kami harus memadukan pertumbuhan dan profit yang tinggi,” ujar dia.

Dengan demikian, kata De Castries, AXA harus berinvestasi di negara yang memiliki potensi keuntungan dan pertumbuhan yang tinggi. ”Indonesia adalah salah satu pilihan kami,” kata dia. (DIS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com