Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.142.751 Sarjana Siap Jadi Penganggur

Kompas.com - 23/09/2010, 16:47 WIB

SALATIGA, KOMPAS.com — Sarjana pencari kerja dan bukan menciptakan lapangan kerja telah mengakibatkan peningkatan penganggur intelektual di Indonesia, demikian dikatakan Koordinator Peneliti Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi Kemnakertrans, Profesor Zantermans Rajagukguk.

"Meningkatnya jumlah pengangguran intelektual di Indonesia diakibatkan oleh sarjana yang orientasinya mencari kerja, tapi bukan menciptakan pekerjaan," katanya, di sela seminar "Tenaga Intelektual dalam Perspektif Pengusaha" di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2010).

Jumlah penganggur intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen dibandingkan dengan 2009.

Ia mengatakan, jumlah penganggur intelektual itu terdiri atas lulusan diploma sebanyak 441.100 orang dan sarjana 701.651 orang.

Ia mengemukakan, penyebab banyaknya penganggur intelektual itu, antara lain, terbatasnya atau semakin menurunnya daya serap sektor formal terhadap tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan pasar.

"Adanya ketidaksesuaian pendidikan dengan lapangan usaha mengakibatkan para sarjana menganggur sehingga banyak sarjana yang bekerja apa adanya, meski gajinya tidak mencukupi kebutuhan," katanya.

Selain itu, kata dia, belum bersinerginya kalangan dunia usaha, lembaga pendidikan tinggi, dan pemerintah juga membuat jarak yang semakin lebar antara tenaga kerja yang melimpah dan peluang usaha yang semakin terbatas.

"Tidak bisa dimungkiri kalau para sarjana masih kurang berminat dalam berwirausaha, mereka masih berorientasi sebagai pekerja upahan," katanya.

Ia mengemukakan, upaya mengurangi jumlah penganggur antara lain melalui pelaksanaan sistem pendidikan berbasis keterampilan dan kerja sama antara lembaga pendidikan tinggi dan dunia usaha.

Kerja sama lembaga pendidikan tinggi dengan dunia usaha, katanya, harus bersifat mutualistik.

"Melalui kerja sama ini, lembaga pendidikan tinggi dapat mempelajari dan menyerap perkembangan teknologi dan perkembangan atau perubahan tren produksi sehingga lulusan yang dihasilkan akan selalu sesuai dengan kebutuhan pasar," katanya.

Pihaknya juga merekomendasikan pembenahan sistem pelatihan kerja yang dilakukan berbagai departemen dan perguruan tinggi supaya selaras antara pendidikan dan dunia kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com