Laporan Wartawan Kompas Yurnaldi
JAKARTA, KOMPAS.com — Mengenang setahun musibah gempa berkekuatan 7,9 skala Richter yang melanda Kota Padang dan kota-kota lainnya di Sumatera Barat, tanggal 30 September 2009 silam, Susilo Bambang Yudhoyono memperlihatkan perhatian yang mendalam atas peringatan tersebut dengan kado sebuah puisi.
Presiden SBY secara khusus telah menulis sebuah puisi yang berjudul "Dalam Duka, Kami Bangkit". Puisi itu telah diterima Rabu (29/9/2010) pagi dari Presiden SBY via e-mail Kepresidenan oleh Wali Kota Padang Fauzi Bahar, kata Kepala Dinas Kominfo Kota Padang Hasrul Piliang, Rabu.
Hasrul menjelaskan, puisi Presiden SBY itu langsung diukir di Kompleks Monumen Gempa di kawasan Taman Melati, dekat Museum Adityarman Padang. Puisi tersebut menunjukkan perhatian luar biasa dari Presiden SBY terhadap momentum peringatan setahun gempa di Kota Padang khususnya dan di Sumbar pada umumnya.
Selengkapnya puisi yang ditulis oleh Presiden itu sebagai berikut:
Dalam Duka, Kami Bangkit
Karya Susilo Bambang Yudhoyono.
Tanah Minang pernah terguncang di senja gulita
oleh bencana yang tak terduga
Kuingat jerit dan tangis
membelah sudut-sudut kota dalam kelam dan duka
Di bumi ini, ribuan anak negeri
tiba-tiba pergi ke Hadirat Illahi
Di kota ini
Ratusan syuhada berpulang ke alam baka atas takdir Yang Maha Kuasa
Ya Allah, meski hati kami tergores lara mengenang mereka yang kucinta
Kami bersujud dalam tawakkal ikhlas menerima cobaan
Tetapi, Ya Robbana kami tak pernah menyerah dalam pasrah
dan bukankah dalam musibah selalu ada berkah
yang menuntun kami terus berkarya dan beribadah. Kami semua telah bangkit dengan tekad dan cita-cita
untuk membangun kota ini memajukan negeri kami
dalam cahaya iman dan rahmatMu
Hasrul juga menjelaskan, pada Kamis (30/9/2010) akan hadir beberapa perwakilan negara sahabat dan LSM yang telah banyak membantu dalam menangani musibah setahun yang lalu itu. Semua rangkaian kegiatan dan sarana pendukung terkait peringatan setahun musibah gempa itu sudah dalam kondisi rampung 100 persen.
Peresmian monumen yang memuat semua nama-nama korban itu puncaknya akan berlangsung tepat pukul 17.15 WIB hari Kamis besok, tepat setahun musibah itu terjadi, 30 September 2009-30 September 2010.
Peringatan ini semata-mata bertujuan untuk selalu mengingatkan bahwa kita setiap saat harus berdoa kepada Allah supaya terhindar dari bencana dan terus memupuk kesadaran dan kewaspadaan bahwa secara ilmu pengetahuan geologi kita memang hidup di daerah rawan bencana, katanya mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.